Yang sudah umum digunakan adalah kulit sapi dan kulit kambing. Ada juga kulit yang berasal dari hewan reptil dan babi. Selanjutnya yang sangat jarang tetapi memiliki nilai tinggi yaitu kulit kuda dan kulit burung unta.
Kulit Sapi, terbagi menjadi beberapa jenis: (a). Calfskin, kulit yang berasal dari sapi muda. Ciri khasnya adalah lebih lentur, lembut permukaannya dan kuat. (b). Cowhide, jenis kulit yang paling umum ditemukan, biasa digunakan oleh para produsen yang bermain di kulit sapi untuk diolah lebih lanjut menjadi produk fesyen.
Kulit Kambing, dikenal dengan sebutan kulit nappa. Bahan kulit ini biasa dipilih oleh para produsen karena lebih lembut, lebih awet (umur kulit lebih panjang) daripada kulit sapi. Karena konsumen juga lebih menyukai produk sepatu dari kulit kambing, sehubungan hasilnya nyaman digunakan dan tidak menyakitkan saat beraktivitas menggunakan sepatu kulit jenis ini.
Kulit Reptil, biasanya diambil dari hewan ular atau buaya. Sedangkan kulit babi atau kulit kuda jarang digunakan oleh para produsen, meski ada yang memproduksi dengan bahan kulit tersebut dengan alasan nilai seni dan teksturnya yang unik.
Proses Pengolahan Kulit Asli
Setelah kulit diambil dari hewan-hewan tersebut, maka perlu pengolahan lebih lanjut.
Pertama, Proses Penyamakan (Tanning), yang bisa dilakukan secara alami (natural) dan kimiawi (chemical). Kedua proses ini memiliki ciri khasnya masing-masing, juga kelebihan dan keunggulan. Contohnya ketika kulit hewan diproses secara alami, maka hasil penyamakannya akan timbul karakter warna yang lebih terang.Â
Biasanya, orang-orang yang mengejar produk dengan hasil pengolahan natural, karena adanya patina, yaitu minyak yang keluar dari kulit akibat bertambahnya umur kulit tersebut.
Pada dasarnya patina adalah corak tampilan pada kulit yang akan berubah seiring berjalannya usia. Efeknya akan terlihat lebih sempurna dan menyajikan tampilan yang sempurna. Semua itu akan terjadi melalui proses yang panjang dan durasi waktu yang ditempuh.
Nah, Patina ini memberikan keunikan tersendiri pada produk kulit, yaitu memberikan pengaruh warna pada kulit yang tadinya terang menjadi semakin gelap, coklat kegelapan, seiring dengan usia kulit tersebut.
Kelemahan proses penyamakan secara natural ini adalah kulit menjadi rentan terhadap noda atau air, sehingga perlu perawatan yang lebih detail dan spesifik agar tetap terjaga ciri khasnya serta daya tahan kulit.