Menarik, nih, topik pilihan yang diajukan oleh Kompasiana tentang Buku Anak. Karena saya dan keluarga adalah pencinta buku.Â
Bermula dari kebiasaan Bapak dan Ibu yang gemar membaca buku, koran dan majalah cetak pada masanya. Masing-masing berlangganan untuk bahan bacaan, sehingga kebiasaan membaca pun menular kepada kami. Beliau mengizinkan untuk membeli atau menyewa buku bacaan, juga berlangganan majalah yang sesuai dengan usia.
Teringat masa kecil saat pertama kali mengenal buku, adalah oleh-oleh yang dibawakan Bapak untuk saya, berupa buku dongeng  berjudul 'Cinderella', 'Gadis Bertudung Merah', 'Putri Salju dan Tujuh Kurcaci', 'Gadis Berambut Emas', 'Hazel dan Gretel', 'Gadis Penjual Korek Api', 'Peterpan', 'Thumbelina dan 'Jack dan Kacang Ajaib.'
Sekian judul dan cerita menarik di dalamnya, saya terkesan dengan Rapunzel, seorang gadis yang tinggal di menara yang sangat tinggi, karena disekap oleh nenek sihir yang awalnya mengaku sebagai ibunya. Padahal sebenarnya dia diculik dari kehidupan aslinya sebagai putri raja. Namanya juga masih bocah, saya berpikir, bagaimana bisa mempunyai rambut sepanjang itu, dan berwarna emas pula. Bahkan memiliki kekuatan sekuat tali tambang, bisa mengangkat barang apa saja dari bawah, bahkan mengangkat nenek sihir menuju menara, hanya dengan mengulurkan rambutnya.
Wah, saya membayangkan memiliki rambut sepanjang itu, emas berkilauan dan memiliki kekuatan. Keren! Bisa membantu menaikkan benda apa saja yang dibutuhkan ke kamar istana imajinasi saya sendiri. Apalagi, menjemput pangeran tampan berkuda. Cukup dengan memanjat melalui rambut yang saya ulurkan. Asyik, ya!
Membaca buku dongeng, mengajak pikiran kita berfantasi dan berimajinasi, membuat cerita tambahan  dengan tokoh utama diri sendiri.
Lebih seru lagi, ketika saling bertukar pinjam buku dongeng dengan kawan lainnya, kami pun berlakon dalam drama kanak-kanak, memainkan peran sesuai karakter di dalamnya. Dolanan kami tak melulu petak umpet, lompat tali karet atau layangan, namun sesekali melakukan sandiwara singkat berdasarkan isi cerita pada buku yang kami baca.
Baca juga:Â Ayahku Menanamkan Nilai Kebaikan Melalui Cerita Rakyat
Selain buku cerita tersebut, Bapak juga mengenalkan cerita rakyat nusantara melalui dongeng jelang tidur dan membelikan buku seperti yang beliau kisahkan kepada kami. Mulai dari 'Bawang Merah dan Bawang Putih', 'Malin Kundang', 'Danau Toba', 'Tangkuban Perahu', 'Joko Kendhil', 'Roro Mendhut dan Bandung Bondowoso', dan lain sebagainya.
Semua kisah dari cerita rakyat sangat menarik, menghibur dan menanamkan nilai-nilai kebaikan dan keluhuran dari leluhur yang disampaikan secara turun-temurun kepada kita. Menarik karena berasal dari budaya dan adat yang berbeda seusai cerita tersebut berasal. Menghibur karena ada sisi humor, keindahan daerah yang digambarkan, sajian gambar yang ditampilkan sebagai ilustrasi. Serta nilai kebaikan agar kita tidak sombong, berbakti kepada orang tua, percaya dan yakin dengan usaha sendiri dan semangat meraih cita-cita, dan lain sebagainya.