Saya belum menghitungnya saat itu. Setengah berlari saya mencari Ibu. Beliau sedang ngobrol asyik dengan salah satu kerabat ayah. Saya titipkan dompet itu kepadanya agar tidak hilang.Â
Baca juga:Â Nostalgia Ramadan Masa Kecil, Kenangan Abadi Sepanjang Masa
Kami menghitungnya dua hari kemudian setelah pulang ke rumah. Ternyata isinya seratus koin mangpe' (bahasa jawa, singkatan dari limang perak alias Lima Rupiah). Wah, serasa kaya raya, bakal bisa traktir teman sekelas! Celengan saya saja belum tentu bisa sebanyak itu.
Oleh ibu, sebagian dimasukkan ke dalam celengan ayam jago. Sebagian disisihkan per hari untuk saya jajan di sekolah. Dan beneran, selama sepekan, hampir setiap hari saya traktir kawan secara bergiliran. Masa itu, dengan mangpe', kita bisa dapat dua kerupuk opak tambah es lilin, atau satu bakwan tambah dua krupuk mie. Atau juga permen kojek! Hahaha, be-te-we, ada yang se-zaman dengan saya menikmati mangpe' dengan beli jajanan banyak?Â
Yang kadang bikin saya sebel, jika koin kerokan hilang dari piring lepek berisi minyak, alamat daaaah, jatah koin mangpe' saya disunat sebagai gantinya!
Tak mengapa, yang penting bisa berbagi senang dengan keluarga dan kawan-kawan, berkat salam tempel dari Mbah Putri tersayang!
***
*) Dalem, sahutan sopan kepada orang yang lebih tua, artinya: saya.
**) Ini untukmu, ya Nak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H