2. Aksi nyata, yaitu kegiatan yang perlu diberikan kepada anak yang selaras dengan visinya
Visi tanpa aksi adalah mimpi di siang bolong. Aksi tanpa visi bagai mimpi buruk karena berjalan tanpa arah. Melakukan banyak kegiatan tapi tak jelas arah dan tujuan.
Bila kita telah tahu, paham dan menentukan visi dalam keluarga, maka satukan visi tersebut lalu lakukan aksi. Kita bisa membuat skala prioritas, mana saja kegiatan sehari-hari yang musti dilakukan dari bangun tidur hingga tidur lagi.
Contoh, visi keluarga adalah menjadi keluarga qurani yang penuh kasih sayang, jujur, dan berakhlak. Maka aksi nyatanya bisa diwujudkan dengan menghidupkan salat malam berjamaah, salat tepat waktu, menyediakan waktu khusus untuk tilawah bersama dan hafalan quran. Ibu juga dapat menceritakan kisah inspiratif para nabi dan sahabat sebagai sumber motivasi. Dengan demikian, visi akan tercapai melalui aksi yang terarah.
3. Mandiri
Setiap kali kita mendengar atau membaca kata ini, perlu diingat dan ditanamkan pada diri agar mengakomodir kemandirian anak, jangan menghancurkannya.Â
Ketika anak ingin melakukan kegiatannya sendiri atau bersama dengan kawan sepermainan, jangan buru-buru menawarkan bantuan. Ego kita sebagai orangtua sangat besar, supaya kelak kita gak repot, urusan biar ceper selesai.Â
Banyak kita temui orang yang peragu, dilabelin "gak bisa ngerjakan apa-apa'" atau "gitu aja kok gak bisa". Hal itu bisa terjadi karena pola asuh yang diterimanya sejak kanak, remaja hingga dewasa, serba dibantu orangtua.
Berikan anak kesempatan dan waktu untuk melakukannya sendiri. Kecuali saat ia benar-benar membutuhkan panduan dari orangtua, sebagai latihan memutuskan kapan ia bisa melakukan sendiri, dan kapan ia membutuhkan dukungan kita.Â
Dengan demikian, anak menjadi yakin pada kemampuannya sendiri dan percaya diri.
4. Komunikasi
Ini adalah kunci penting menjadi Ibu inspiratif.
Para ibu seringkali berkomunikasi dengan anak dalam bentk perintah dan larangan. Jangan lakukan ini dan itu. Cukup lakukan ini dan itu.Â