Untuk Pramuka, SMA kami mengikuti Saka Bhayangkara. Geng kami aktif pula dalam binaan Polsek setempat. Seru beradegan kriminal, laka lantas, interogasi penjahat, dan megatur lalu lintas di jalan-jalan umum di kota kami. Pengalaman yang luar biasa, ternyata taat lalu lintas itu penting banget!
4. Geng Belajar Kelompok
Berasa banget masa itu persaingan meraih prestasi di sekolah. Kawan-kawan membentuk kelompok belajar. Saya sendiri gak ikutan, cukup belajar sendiri di rumah, sambil ndengerin penyiar radio bercuap-cuap dan muterin lagu-lagu favorit. Eh, justru geng mereka lah yang mengundang saya untuk berbagi kemampuan saya dalam mata pelajaran tertentu. Pengalaman ini memberikan modal keberanian saya bisa mengajar les privat saat awal merantau.
Jadilah geng satu dengan geng lain mengundang saya sesuai jadwal. Kadang di bayar dengan semangkuk es campur, sepiring bakwan goreng, atau ntraktir mie ayam jika hasil mereka memuaskan setelah belajar bersama. Bahkan ada anggota geng yang mengajak saya jalan-jalan ke luar kota tiap beberapa bulan sekali. Bahkan saat libur sekolah, keluarga anggota tersebut mengajak saya berlibur, berkunjung ke keluarga mereka di Lampung! Wah, itulah pertama kali saya naik kapal fery, menikmati pemandangan Selat Sunda dan Gunung Krakatau, berkat Geng Belajar Kelompok!
Serunya berkawan dengan berbagai geng, dapat ilmu, pengalaman, pertemanan yang luas, dan kenangan yang takkan terlupakan sepanjang hayat! Tapi tetap harus pilih-pilih teman. Jika berteman dengan pandai besi, maka kita bisa terpecik apinya. Jika berteman dengan penjual minyak wangi, maka kita terpercik keharumannya.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H