Pembaca Kompasiana yang bersahaja,
Bicara soal profesi bagi perempuan, semua jenis pekerjaan bisa dilakukan dan dilakoni para wanita dari segala bidang. Tengok saja segala lini dunia kerja, jabatan dan kedudukan, hadir wanita-wanita tangguh yang berada di posisi tersebut.
Dari mulai ketua RT, Lurah, Camat, Bupati/walikota sampai presiden perempuan-pun, kita punya dan pernah memilikinya.
Dari yang dokter, pilot, guru, supir, arsitek, manager, direktur, pengusaha, menteri, dan masih banyak lagi, tangan dan pikiran perempuan dengan cekatan dan penuh sayang telah dituangkan dalam membangun dan mengisi negeri ini.
Tak dimungkiri bahwa sejatinya perempuan--yang menurut saya sih asal katanya adalah empu--adalah makhluk yang ahli di segala bidang, baik urusan 'dalam negeri' maupun 'luar negeri' pada rumah tangga yang dikelolanya bersama pasangan. Jika pun seorang wanita belum berpasangan atau belum menikah, kontribusinya untuk lingkungan dan masyarakat juga tidak kalah dengan kaum lelaki.
Nah, mengapa saya sebut Ibu Rumah Tangga adalah profesi yang bergelar M.Si? Master of Science? Magister Sains? Bukan, pembaca. Melainkan Master Segala Ilmu.
Betapa tidak?
Pertama, Ibu Rumah Tangga harus belajar akuntansi, karena ia menerima keuangan dengan penuh tanggung atas amanah yang diberikan oleh suami untuk mengelolanya. Tidak bisa mengeluarkan dana sembarangan, bahkan untuk keperluan dirinya, suami dan anak.Â
Minimal, ia memahamkan dirinya atas masuk-keluarnya uang dengan catatan yang baik agar keamanan keuangan dalam rumah tangga aman dan tentram, stabil.Â
Jangan sampai terjadi besar pasak daripada tiang. Menghemat biaya sebaik mungkin dengan mendapatkan hasil yang maksimal. Itulah dunia perempuan, pun harus pake ilmu dalammurusan ngatur duit, lho.
Kedua, Ibu Rumah Tangga belajar tata boga. Ilmu ini harus dimiliki jika ingin berprofesi mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga.Â
Di dalam rumah segala makanan harus tersedia, entah masakan sederhana atau mewah, menu makanan sehat harus tersedia demi kelangsungan kehidupan sehat bagi keluarga. Yang merasa gak bisa masak, pun ada yang mengikuti kursus memasak, atau belajar online dari kelas-kelas ini.Â