Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Kusambut Ramadan 1442 Hijriah]: Hindari Kufur Nikmat agar Karunia Makin Lekat

2 April 2021   12:51 Diperbarui: 2 April 2021   13:25 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://www.pinterest.com/alihassannnn

Pembaca yang berbahagia,

Kita ini akan diberi nikmat oleh Allah tiap minggu, tiap hari, tiap jam, atau tiap menit? Atau bahkan tiap detik?

Ya, jawaban Anda, in syaa Allah sama dengan saya. 

Allah memberikan nikmat kepada kita setiap saat tanpa kita sempat menghitung waktu dan berapa lama serta berapa jumlahnya. Bukan hanya sedetik, bahkan sepersekian detik saja nikmatnya luar biasa. 

Kecepatan tarikan dan hembusan nafas masing-masing makhluk saja berbeda. Berapa lama kita hidup dengan berbagai karunia sejak dalam kandungan bunda hingga kehidupam di usia sekarang, pun tak terhitung jumlahnya, MasyaAllah.

Bersama keluarga kecil, kami menyimak tausiyah yang disampaikan oleh Aa Gym melalui kanal youtube-nya. Nasihatnya begitu merasuk ke hati dan pikiran kami. 

Berikut saya sampaikan rangkumannya kepada pembaca sekalian.

Jadi, sebenarnya kita ini tidak pernah kekurangan karunia. Semuanya berlimpah menghampiri. Setiap hari sel di tubuh kita pun bekerja dengan sungguh luar biasa agar kita bisa bergerak dan beraktivitas. 

Duduk dengan nyaman, adalah nikmat. Mata bisa berkedip, adalah anugerah. Bahkan nyengir aja, karunia. Ada lho, yang gak bisa nyengir, dicabut nikmat oleh Allah sampai gak bisa nyengir.

Nada ketawa manusia juga karunia. Coba kalau ciptakan ketawa dengan nada datar saja, hanya senada, yaaah, riuh rendah canda kita hanya seperti terompet saja, teeeeeeeet! Gak asyik, kan? 

Jantung berdetak adalah karunia, nafas kita aja dipilihkan oleh Allah hanya oksigen yang masuk dari sekian kandungan zat yang ada di udara ini. Bukan karbondioksida atau yang lainnya.

Demikian juga virus bertebaran di sekeliling kita. Sebagian ada yang masuk di tubuh kita. Tapi semua Allah atur agar imun kita ada yang dijadikan semakin kuat dengannya. Takada yang nirmanfaat atas segala ciptaan-Nya. MasyaAllah.

Bahkan telinga bisa mendengar, mata bisa melihat, hidung bisa mencium segala aroma, lidah dan mulut bisa bertutur kata, semua adalah nikmat Allah. Kalau kita merasa sengsara, judulnya cuma satu, kurang bersyukur. Kita nyaris tidak fokus dengan apa yang telah Allah beri, malahan fokus pada apa yang belum ada dan apa yang kita inginkan.

QS. An-Nahl Ayat 78
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.

Allah memberikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani agar kita bersyukur. Jadi, kita takperlu risau dengan karunia yang belum ada. Hati musti lapang dan tenang, karena sesungguhnya segala kenikmatan itu ada dalam genggaman-Nya dan diberikan kepada makhluk-Nya, bertambah-tambah malahan.

Justru yang kita risaukan adalah apa yang telah Allah berikan, tidak kita syukuri. Padahal jaminan dari Allah adalah  "La in syakartum la azidannakum wala in kafartum inna adzabi lasyadid." Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azabku sangat pedih. (QS.Ibrahim ayat 17)

Sesungguhnya yang membahayakan hidup kita adalah bukan karena nikmat yang belum ada, tetapi tidak adanya rasa syukur atas nikmat yang ada.

Jika kita belum punya pasangan atau jodohnya belum ada, misalnya, tetaplah bersyukur. Karena boleh jadi inilah kesempatan terbaik untuk berbakti kepada orang tua, mengurus mereka, sebelum nantinya menikah dan berumah tangga. 

Sibuk dengan urusan keluarga kecil yang dibinanya. Ada tersedia waktu untuk bekerja dan bekarya sebaik mungkin. Banyak waktu tersedia untuk tilawah, hafalan Alquran dan murajaah (mengulang bacaan dan hafalan yang dimiliki), makin mendekat kepada Allah (taqarrub) dengan ibadah lainnya.

Allah akan melihat hamba-Nya, tahu bagaimana si fulan ini berupaya meningkatkan kualitas pribadi, membekali dirinya dengan ilmu sebagai calon kepala rumah tangga, atau si fulana bersiap diri menjadi calon istri dan ibu teladan bagi suami dan anak-anaknya kelak.

Jodoh itu juga bukan perkara ganteng atau cantiknya seseorang. Bukan pula dengan segala kriteria yang kita mau. Melainkan karena Allah yang menjodohkan dengan pasangan terbaik. 

Urusan jodoh, serahkan kepada-Nya dan kita berusaha terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas pribadi agar Allah memberikan rezeki berupa jodoh.

Semoga, bagi pembaca yang belum berjodoh saat ini, takperlu risau dan galau. Semua karunia seluruhnya ada dalam kekuasaan Allah. Dan karunia itu baru berjumpa dengan kita jika Allah menghendaki. Ia memenuhi janji-Nya dan pasti ditepati.

***

Hikmah dari tausiyah ini yang bisa kita petik adalah meski sudah mendapat janji dari Allah SWT, terkadang di antara kita lupa untuk bersyukur. Kesilapan dunia dapat menutupi kesadaran setiap diri atas nikmat yang mereka peroleh, sehingga tidak mau bersyukur.

Untuk menghindari tersebut, mari kita panjatkan doa seperti yang dianjurkan dalam Alquran Surat An Naml ayat 19.

"Rabbi awzi'niy an asykura ni'matakallatiy an'amta 'alayya wa 'alaa waalidayya wa an a'mala shaalihan tardhaahu wa adkhilniy birahmatika fiy 'ibadikash shaalihiin.'

Artinya:
"Wahai Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orangtuaku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhoi, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh."

Aamiin.


Demikian, pembaca sekalian, semoga berkenan dan bermanfaat. 

Salam sehat selalu, jasmani dan rohani, hingga kita berjumpa dengan bulan Ramadan yang akan tiba sebentar lagi.

***

Sumber: Kajian Tauhid Bersama Aa Gym

Referensi : Terjemahan Alquran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun