Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Kusambut Ramadan 1442 Hijriah] Jangan Meremehkan Hal Kecil, Sebuah Kisah Inspiratif

15 Maret 2021   13:12 Diperbarui: 15 Maret 2021   13:16 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maket Awal Pendirian Masjid Nabawi di zaman Rasulullah SAW (sumber: https://islam.nu.or.id)

Pembaca yang dimuliakan Allah,

Hari ini saya ingin berbagi kisah inspiratif berkenaan dengan hikmah yang terbetik dari hal kecil yang seyogianya jangan kita remehkan.

Allah memuliakan kita, bisa jadi berangkat dari hal yang kita anggap kecil, remeh temeh, sepele. Padahal sesungguhnya, hal tersebutlah yang mengantarkan kita kepada kemenangan, kesuksesan, kejayaan.

Kita ambil inspirasi dari kisah Nabi Musa a.s. Ternyata, tanpa kita duga, bahkan oleh beliau sendiri, bahwa kemenangan dakwah beliau atas musuh-musuh-Nya, Allah memberikan kemuliaan padanya, justru melalui tongkat sederhana, yang digunakannya untuk aktivitas sehari-hari, termasuk untuk menggembalakan kambing.

Allah tidak melengkapi atau mempersenjatai Nabi Musa dalam menghadapi para penyihir dan Fir'aun yang lalim beserta bala tentaranya dengan senjata yang hebat dan kuat. Kecuali, hanya tongkat sederhana yang dimata manusia adalah benda yang remeh, tak memiliki kekuatan apapun.

Berbeda halnya di zaman sekarang, yang mana tongkat yang dimiliki seseorang boleh jadi berhiaskan ukiran atau lempengan tembaga, perak atau emas sekalipun, yang memberikan citra atas kelebihan dari kayu peyangga berjalan ini. Sedangkan yang dimiliki Nabi Musa adalah tongkat dari kayu biasa yang digunakan para penggembala di masa beliau hidup. Namun justru dari hal sederhana itulah, Allah hantarkan kemenangan untuk beliau dalam menghadapi halangan dan rintangan dari para penentang risalah-Nya.

Tongkat inilah, dengan izin Allah, tanpa diduga-duga oleh mereka, dapat menakuti, mampu mengintimidasi para penyihir, Fir'aun dan para pengikutnya. Nabi Musa a.s. mampu membebaskan kaumnya, Bani Israil, dari perbudakan, dengan mukjizat yang Allah berikan melalui tongkat tua ini. 

Tanpa disadari, Allah mempersiapkan hal yang remeh, bukan berupa senjata yang besar dan dahsyat. Namun dengan kuasa-Nya, tongkat tersebut menjadi sangat istimewa bagi Nabi Musa.
Beliau lemparkan tongkat yang berada ditangan kanannya, lalu berubah menjadi ular besar - atas izin Allah - yang melahap habis ular-ular kecil hasil sihir para penyihir. Mereka menyadari bahwa apa yang dilakukan oleh Nabi Musa bukanlah sihir seperti mereka. Allahu Akbar!


Allah berfirman:
"Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. 'Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang'. Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: 'Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa'." (QS.Thaahaa: 69-70)


Nabi Musa ingin memerdekakan perbudakan yang dilakukan oleh Fira'un. Beliau mengajak orang-orang yang beriman kepada Allah dan kerasulannya untuk pergi meninggalkan Mesir. 

Ajakannya disambut oleh mereka yang sudah tidak tahan dengan kezaliman sang Raja dan pengikutnya. Maka ketika pelarian mereka sampai di tepi Laut Merah, takada jalan lagi selain menyeberanginya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun