Membaca unggahan sesama kompasianer tentang Self-Reward, saya jadi teringat saat masih jomblo dan bekerja penuh waktu di perusahan modal asing bidang batubara.
Bekerja mulai dari pagi sampai dengan jelang sore, menyisakan sedikit tenaga hampir setiap hari keeja, tentunya butuh tetirah di malam hari yang saya manfaatkan dengan sebaik-baik istirahat agar kembali bugar esok hari. Rutinitas pun dijalani, meski rasa bosan kadang melanda, tapi bisa lumayan terusir dengan melakukan self-reward tiap akhir pekan.
Ya, saat itu, dengan memperoleh penghasilan yang cukup besar maka saya menghujani diri sendiri berupa hadiah pekanan. Sengaja saya sisihkan dana untuk self-reward, disamping juga untuk tabungan dan keperluan hidup.
Pekan pertama, saya ke salon seharian merawat diri. Mulai dari body massage, creambath, face treatment, menicure dan pedicure. Memanjakan diri dengan aroma-aroma wangi yang merileksasi tubuh, membuat saya menikmati suasana bak ratu sehari. Kepenatan selama sepekan atau sebulan sebelumnya, melayang seketika dengan melakukan perawatan ini.
Pekan kedua, saya jalan ke mall, bukan untuk beli tas, baju, asesoris, sepatu atau kosmetik. Melainkan mengkhususkan diri menuju toko buku. Ini wajib banget buat saya waktu itu. Hampir satu jam-an menyusur dan menyisir rak-rak buku, membaca satu buku ke buku lain sebelum memutuskan membeli. Bahkan sudah membuat daftar buku yang mau dibeli dari hasil berburu judul di pekan-pekan sebelumnya. Tapi selalu ada saja yang menarik untuk dimiliki. Disinilah saya harus memutuskan, mana yang bermanfaat, bukan sekedar kalap mata untuk memborong semua yang diinginkan.
Berlanjut pekan ketiga, masih ke mall juga, kali ini mengkhususkan diri ke toko kaset. Boleh dibilang hampir tiap bulan, ada saja kaset baru yang saya beli. Entah itu berupa Compact Disk penyanyi favorit atau film baru dalam format DVD. Karena antibajakan, saya suka berburu kaset original plus diskon yang ditawarkan pihak toko. Lumayan lah.
Pekan keempat, saatnya saya 'me time' dengan koleksi buku dan film, menikmati berasik-masyuk membacanya berteman kudapan favorit. Menonton sendiri atau bersama teman-teman kost, adalah self-reward ala saya.
Nah, setelah mendapat bonus akhir tahun, barulah saya bisa berlibur sepuasnya bersama keluarga. Karena saya merantau, mudik adalah jadwal tahunan yang menjadi hadiah saya pribadi untuk menyuntik semangat baru. Berkumpul bersama keluarga, mentraktir kakak dan keponakan, memberi hadiah buat Ibu (saat beliau masih ada). Saya bahagia bisa berbagi dengan kerabat.
***
Berbeda halnya setelah saya menikah dan berkeluarga. Dalam hal pengeluaran, tentu saya taklagi sebebas saat masih lajang. Self-reward saya justru beralih dengan berkumpul bersama suami dan anak. Apalagi saat saya masih berlanjut bekerja full time, kebersamaan dengan keluarga sangat saya idamkan. Lagi-lagi, akhir pekan takbisa diganggu gugat dengan pekerjaan. Â Mengusahakan takada lembur. Bagi saya, menghadiahi diri berupa kumpul bersama keluarga dan melakukan aktivitas bersama adalah waktu yang sangat berharga untuk meningkatkan kualitas pribadi juga.
Seiring berlalunya masa, saya taklagi kerja penuh waktu. Memilih untuk bekerja dari rumah, saya lakukan agar tetap mendapatkan penghasilan. Self-reward-nya justru karena banyaknya waktu untuk menikmati buku-buku bacaan yang menjadi hobi saya untuk melahapnya. Di sela-sela kegiatan mengajar privat pada anak-anak, ada waktu jeda dimana saya bisa memberikan kesempatan diri untuk melakukan hobi yang disukai. Selain itu, saya juga bisa mengikuti kajian dengan jadwal tertentu. Ilmu-ilmu yang baru membuat segar ingatan dan semangat melakukan aktivitas harian.
***
Kini, di masa pandemi yang telah setahun berlangsung, self-reward yang takpernah pudar sebagai hadiah buat diri saya sendiri adalah menikmati buku-buku bacaan, koleksi yang sedari dulu saya sukai. Meski jarang keluar rumah untuk berekreasi sejenak ke toko buku, takada halangan untuk menghadiahi diri sendiri dengan membeli buku secara online.
Buku bagi saya bukan sekedar jendela dunia. Buku adalah adalah gerbang ilmu dari penulis atau penyusunnya untuk berbagi kisah atau informasi. Dari buku, pun saya tergerak untuk menulis kembali seperti masa sekolah dulu. Self-reward ala saya, menikmati waktu dengan terus belajar dimana saja, kapan saja, melalui media apa saja. Saya tetap menikmatinya.
Ingat selalu, terus menjalin komunikasi dengan segala keceriaan bersama komunitas dan keluarga. Takbisa saling berkunjung sesuka hati, dengan adanya teknologi, kita bisa bertemu melalui fasilitas online. Semoga pandemi segera berlalu, kita berhak bahagia dengan menghujani diri berupa hadiah bertubi-tubi yang kita ciptakan.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI