Assalamu'alaikum wr.wb.
Kangen Ibu buat ananda tersayang, Elfira Eka Putriliya.
Fira sayang, apa kabar, Nduk?
Semoga anak Ibu yang cantik dalam keadaan sehat, meski masih jauh dalam pelukan. Namun ibu selalu mendekapmu dalam doa.
Terima kasih ya, Nduk. Kamu masih meluangkan waktu untuk berkabar dengan Ibu. Suratmu sudah ibu terima dan baca semua isinya dengan senang hati dan perasaan haru. Apalagi dengan oleh-oleh yang kamu titipkan lewat Luqman, sudah pasti ibu suka lah, adik-adikmu juga mengucapkan terima kasih. Sayangnya, kamu gak sekalian mudik, Nduk.
Semoga cepet bisa cuti ya. Ibu kangen ngobrol denganmu yang ceriwis itu.
Nduk, ibu turut haru dan bangga atas prestasimu di tempat kerja. Teruslah bersyukur, tidak semua orang memiliki kesempatan yang kamu dapatkan. Bekerjalah dengan baik, jaga amanah dari sesama karyawan, beradab yang baik dengan pimpinan.
Hal yang biasa, Nduk, jika ada yang ngomongin kamu, ngrasani yang ndak enak tentang keberadaanmu, jangan diambil hati. Biarlah anjing menggonggong, kafilah berlalu.
Jadikan omongan orang itu sebagai pelecut dirimu untuk membuktikan bahwa meski kamu anak ndeso tapi bersemangat untuk meningkatkan kualitas diri seperti mereka yang merasa sok jadi orang kota. Kalau kamu ndak mau diremehin, ya tunjukkan saja kualitas dirimu dengan sebaik-baik prestasi di tempat kerja.
Lakukan yang terbaik saja. Allah mboten sare, Nduk. Niatkan saja sebagai ibadah, maka kamu akan ringan melakukannya. Kamu masih terus jaga sholat tepat waktu, tho?
Fira, anak ibu sayang,
saat Luqman datang membawakan surat dan oleh-oleh darimu, kami sempat ngobrol sebentar sekedar bertanya kabar. Ibu dengar dari beberapa kawan, Luqman sukses dengan usaha kulinernya di kota tempat kalian kerja. Ibu nderek bungah, Nduk. Sejak SMA hingga lulus kuliah, jiwa pengusahanya sudah terlihat. Gigih nian ia bantu jualan es dan jajanan bikinan ibunya di sekolah. Ia gak malu melakukannya. Ibu diam-diam mengagumi anak sholeh seperti dirinya. Mengerti dan paham dengan kondisi keluarganya. Anaknya gak neko-neko, Nduk.
Bahkan ia pernah bantu Pakdemu, angkut-angkut barang bangunan saat libur sekolah atau semesteran, nganterin pesanan orang. Kepedulian dan jiwa dagangnya terlatih dari situ, Nduk.
Ibu yakin, kesuksesannya sekarang yang tengah dirintis, semua atas usaha kerasnya, keinginannya untuk terus belajar, menghargai orang, dan pastinya doa dari Ibunya, Ayahnya dan adik-adiknya.
Dan yang ibu trenyuh dan bahagia, Luqman berniat untuk menjalin hubungan yang lebih serius denganmu, Nduk. Pria yang telah lama Ibu amati kebaikan pribadinya itu, ingin melamarmu dan meminta izin kepada Ibu untuk menikahimu.
Ibu sudah sampaikan kepada Pakdemu atas niat Luqman tersebut. Ibu kembalikan kepadamu, Nduk. Apakah kamu siap untuk menjadi istri, pendamping hidup Luqman hingga akhir hayat? Karena kan, kamu yang kelak menjalankan rumah tangga dengan lelaki yang kamu cintai.
Selama ini, kamu juga sering cerita tentang Luqman, bagaimana ia memperlakukan kamu dengan baik, santun, menjagamu, meski kamu nganggep bahwa dia bukan pacar, hanya berteman dekat, dan kamu tahu dia menaruh hati padamu. Dari caramu bercerita ke Ibu, paham sajalah anak gadis Ibu juga naksir, kan? Kalian saling kenal juga bukan kemarin sore.
Ibu tidak memaksakan seperti apa pilihan imammu kelak. Lakukanlah istikharah, minta petunjuk kepada Allah agar kamu berjodoh dengan pria terbaik dunia akhirat yang membawa bahtera rumah tangga dengan penuh sakinah mawaddah warahmah.
Kamu juga jangan PHP-in Luqman, ya, Nduk. Jika memang hatimu tertuju pula padanya, mantap, dan siap, sampaikan kepada Ibu, agar ibu bisa menjawabnya ke Luqman. Bagi ibu, orangtuanya juga baik, kita mengenal keluarga mereka tidaklah sebentar, Nak.
Namun jika kamu punya pandangan dan pilihan lain, sampaikan baik-baik kepadanya. Tetaplah berlaku baik, jangan sampai kalian berlaku takberteman hanya karena keinginan untuk bersatu dalam sehidup sesurga-kata anak zaman now- tidak terwujud.
Fira sayang, jaga kesehatanmu ya, Nak. Karena selain bekerja, kamu ada amanah baru untuk melanjutkan kuliah lagi. Sekali lagi, jaga baik-baik amanah tersebut. Sampaikan terima kasih ibu kepada pimpinanmu, atas kepercayaannya kepada anak Ibu untuk menerima beasiswa itu. Tetaplah jadi anak ibu yang rendah hati dan ringan tangan membantu sesama. Doakan ibu selalu sehat ya, Nduk. Dengan panjang umur, ibu ingin melihatmu di pelaminan, ibu titipkan kamu kepada lelaki sholeh yang taat kepada Allah. Ibu akan tenang karena ada menantu yang bisa jagain kamu kelak saat Ibu tiada, Nduk.
Surat ini sengaja Ibu titipkan via Luqman. Semoga kalian bisa membicarakan soal niatannya melamarmu, diskusikanlah dengan baik. Apapun keputusannya, in syaa Allah itu terbaik buat kalian berdua.
Doa ibu selalu menyertaimu, Nak.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Peluk cium buat anak Ibu yang sholehah.
***
Nderek bungah = ikut bahagia
Gak neko-neko = nggak macem-macem
Mboten sare = tidak tidur
***
Nama tertera adalah fiksi belaka, imaji penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H