Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Tengah Guyuran Lampu Ibu Kota

21 Februari 2021   19:14 Diperbarui: 21 Februari 2021   19:43 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar: https://www.blj.co.id

Di tengah guyuran lampu ibukota,

Yang berpendar penuh warna menghias malam.

Sepasang insan sedang kasmaran,

Di taman kota, duduk saling bergelayut mesra.

Di sudut jalan meringkuk sepasang bocah

Berpelukan saling menhangatkan.

Dingin rupanya udara menusuk tulang.

Kiranya takada baju tebal menyelimuti, hanya kaus lusuh lagi usang yang bisa dikenakan.

Pada kendaraan yang merangkak perlahan

Jalan kota penuh antrian.

Pengguna jalan hanya bisa bergumam

Ingin segera pulang, tetirah, memeluk bantal guling yang sudah terbayang.

Di bawah jembatan layang,

Nenek tua memeluk kekasihnya yang pun telah renta.

Mengecup keningnya sepenuh mesra,

Meringkuk bersama beralas kertas kardus, berselimut jarik tua yang selalu setia sejak semula mereka bersua

Pada gedung megah nan kokoh berwibawa

Wanita setengah baya menitikkan airmata.

Pemandangan dari lantai lima belas balik kaca jendela ruang kerja,

Menyelipkan rasa syukur dengan apa yang ia rasakan.

Di luar sana mereka bahagia dengan keadaan dan caranya.

Ia berupaya agar taklupa bahagia, meski sendiri berbalut sepi di tengah guyuran lampu ibukota.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun