Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bekas Lukamu, Ukiran Sejarah Suksesmu

16 Februari 2021   08:12 Diperbarui: 16 Februari 2021   08:24 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: olah pribadi via InCollage - template by rawpixel

Pernahkah Anda sedang belajar menjahit, tangannya tanpa sengaja tertusuk jarum? Sedang belajar masak memasak, tangannya tanpa sengaja tersayat pisau atau mata pedih mengiris bawang, atau kulit terpecik minyak panas?

Bisa jadi meninggalkan luka kecil ya.

Ketika masa kecil Anda belajar naik sepeda, menyeimbangkan badan agar bisa mengayuh di atas roda dua, pernahkah Anda terjatuh berkali-kali, namun terus semangat bangun untuk mengayuh lagi?
Atau ketika Anda berlatih beladiri, melakukan lawan tanding, tanpa sengaja Anda atau lawan terluka karena 'serangan' jurus andalan? Atau berlatih olahraga kegemaran lainnya, tanpa sengaja salah gerakan hingga membuat kaki atau bahu terkilir?

Bisa jadi meninggalkan luka lecet atau lebam-lebam. Bahkan rasa nyeri yang luar biasa.

Adakah di antara Anda semua yang melakukan kegemaran dengan resiko tinggi seperti balapan motor, mobil, atau terjun payung, tanpa sengaja menabrak pembatas lintasan, atau mengalami kecelakaan, membuat Anda terluka hebat, hingga harus dirawat untuk pemulihan fisik dan mental?

Bisa jadi meninggalkan cacat menetap hingga Anda mengingat setiap detail kejadiannya.

Bahkan, saat Anda belajar sebagai penulis pemula. Berusaha keras menuangkan ide dalam bentuk kalimat yang menarik, paragraf demi paragraf. Kepala pusing dan pening, jemari linu kebanyakan mengetik atau menulis, punggung penat kelamaan duduk, mata perih dan pandangan kabur karena kelelahan mengedit. Apa yang dirasa itu adalah 'bumbu racikan' untuk menghasilkan karya besar.

Ya, menulis pun membutuhkan mental yang kuat. Untuk menghasilkan karya besar seperti novel solo, antologi, dan buku lainnya hingga mencapai best seller, dimulai dari langkah pertama yaitu menulis. Bahkan sebuah film besar dan sukses digarap sang Sutradara dan para pemerannya, berawal dari narasi yang ditulis oleh si Penulis Naskah.


Seorang penulis juga pernah mengalami kejenuhan, ide buntu, ngambek tidak mau menulis lagi. Pernah ditolak karya oleh penerbit berkali-kali, kadang menimbulkan rasa frustasi. Bahkan kompasianer yang sudah puluhan tahun punya akun, pernah mengalami ketidakinginan untuk menggunggah tulisannya dalam beberapa hari, bulan atau tahun.

Namun, seorang penulis juga memotivasi dirinya sendiri agar karyanya tidak berhenti begitu saja. Naluri untuk merekam jejak karyanya dalam bentuk literasi yang bisa dibaca semua orang, tetaplah ada. Se-ngambek-ngambeknya penulis, curhatan kekesalan pun bakal ditulisnya jua.


Jadi, sebagai penulis pemula jangan menyerah dengan keadaan atau penolakan. Teruslah belajar dan berusaha 'menyembuhkan diri' saat hasrat menulis berada di titik nadir, agar karya-karya yang dihasilkan kembali menuai rasa manis, legit, gurih bagi pembacanya.


Percayalah, luka fisik dengan cepat sembuh, sedangkan pemahaman baik atas setiap kejadian akan selalu menetap (Tere Liye). 

Semoga demikian. 

Salam semangat menulis!

Salam literasi!

***

Artikel pernah tayang di nules.co dengan tambahan dari penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun