kudatang sahabat bagi jiwa
saat batin merintih
usah kau lara sendiri
masih ada asa tersisa
letakkanlah tanganmu di atas bahuku
biar terbagi beban itu dan tegar dirimu
di depan sana cahya kecil 'tuk memandu
tak hilang arah kita berjalan
... menghadapinya ...
Ah, Lin, izinkan aku menangis merasakan pedihmu. Kupeluk dirimu dalam doa. Sejauh diri kita terpisah jarak dan waktu, aku tetap sahabatmu yang selalu berada dalam rengkuhan doamu jua.
Kita takboleh bersedu sedan terlalu lama. Izinkan pilu berlalu, Lin. Begitu halnya pula kita izinkan bahagia hadir mengusir lara. Kita hapus cemas dengan doa dan keyakinan, Allah meneguhkan keimanan dengan segala ujian dan cobaan. Semoga kita senantiasa mengambil hikmah atas segala kejadian. In syaa Allah, Dia naikkan derajat kehidupan kita.
Lin, saling doakan kita umur panjang, ya, say.
Semoga Allah takdirkan kita masih ada usia untuk berpeluk dalam sebenar erat yang hangat. Oi, andai kau disisiku saat ini, aku pengen nge-sun pipimu yang tembem dan selalu empuk. Senyum ya, Lin! Hepi-kan dirimu dengan suratku ini.
Sekian dulu, ya sayang.
Salamku buat Mas Zid. Kalian harus sehat dan kuat. Yakinlah, Hani melihat kalian sebagai ayah dan ibu yang hebat. Pancaran kasih kalian, ia rasakan di kekal hidup keabadian.
Aku dan Kak Nur juga sehat.
Kelak beliau mudik, aku kirimkan cemilan kesukaan kau. Janji ya, selalu tersenyum dan bersyukur atas hidup ini.
Wassalamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.
Sun sayang dari sahabatmu,
Ifa Nabila.
***
Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Surat Rindu untuk Sahabat yang Berduka.