Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Di Mana Mereka Sekarang, Diary?

29 Januari 2021   17:37 Diperbarui: 29 Januari 2021   17:46 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://blognyamitra.wordpress.com

Assalamu'alaikum, Diary.

Apa kabar, sayang? Maaf ya, beberapa hari ini aku asyik dengan tulisanku yang lain. Bukan berarti aku melupakanmu. Tidak, say. Beneran. Buktinya, aku kembali berbagi cerita denganmu, nih.

Ry, masih ingatkan, kan?

Dulu, saat aku jauh dari keluarga, tinggal di asrama, dalam rangka kuliah di Semarang, hampir tiap malam kulewatkan menulis surat. Berlembar-lembar, pena tak habis mengajakku bicara, menuangkan isi hati, harapan dan cita-cita pada orangtua. Juga berbagi kisah anak kost pada sahabat, dan menjeritkan rindu pada si dia. Duluuu, Ry.

Semoga kamu pun masih ingat itu. Kita bernostalgi sejenak, ya Ry.

Kamu tahu juga kan, siapa yang paling banyak dapat kiriman surat dalam sebulan di asrama. Selalu aku, kan? Hahaha.

Amplop tebal bukan berisi lembaran kertas uang, tapi berlembar-lembar pula sebagai balasan. Mereka juga menumpahkan rindu yang sama padaku. Kalau isinya uang, bisa kena sensor sama Pak Pos.

Kamu saksinya, Ry. 

Ketika malam makin sunyi, lembar demi lembar kertas surat telah sarat terisi, maka dengan rapi mereka masuk dalam amplop warna-warni sesuka hati. Siap untuk dikirim esok hari.

Pagi yang cerah, menyusuri trotoar kota yang mulai menggeliat menyambut aktivitas, kuselipkan surat di kotak oranye. Berharap Pak Pos mengambil dan mengantarnya pada nama yang tertera pada sampulnya. Sudah pasti telah terbubuhi perangko, Ry. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun