Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ayahku Menanamkan Nilai Kebaikan Melalui Cerita Rakyat

10 Januari 2021   12:52 Diperbarui: 10 Januari 2021   13:09 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: via dream.co.id

Barang sing katon amba, durung mesthi isine apik. Ugo ojo ngremehake barang cilik. Sopo ngerti malah nggowo manfaat.
bocah sing sregep lan pengabdian kanggo wong tuwane, mesthi bakal oleh ganjaran sing apik saka sapa wae. *)

Nasehat dari Bapak yang terngiang pada kami tentang artinya berbakti kepada orangtua dan berlaku baik dalam keluarga.

Kisah yang menarik hati saya berikutnya adalah Joko Kendhil.
Dongeng unik dari Bapak membuat saya tertawa dengan gaya beliau bertutur, membayangkan adegan per adegan yang beliau sampaikan. Betapa tidak?

Tersebutlah seorang Janda miskin di sebuah desa, memiliki anak laki-laki yang gempal dan pendek, mirip kendhil. "Mangkane di celuk Joko Kendhil."**) Cara berjalannya dengan menggelindingkan tubuhnya, karena berbadan bulat layaknya periuk nasi. "Di celuk mrene, glundung. Di celuk mrono, glundung," ***) Bapak bercerita dengan terkekeh.

Tapi si Janda dan anak lelakinya tidak berkecil hati dengan keadaan. Tetap cuek meski dihina. Bahkan Joko Kendhil adalah anak yang jenaka dan disenangi kawan-kawannya.

Singkat cerita saat usianya dewasa dan tetap bertubuh gempal dan pendek, ia mengajukan diri untuk menikah dengan seorang putri raja. Tentu saja permintaannya membuat heran Ibunya. Namun, beliau mendukung dan mengantarkan anak lelakinya menghadap raja. Ternyata, putri bungsu sang Raja menerima lamaran Joko Kendhil dengan tulus. Dua kakaknya tegas menolak karena mereka hanya mau menikah dengan pangeran tampan atau putra dari kalangan bangsawan. Sang Raja yang tak mengerti keputusan putri bungsunya, akhirnya merestui pernikahan mereka.

Ketika diadakan lomba ketangkasan bersenjata di lingkungan istana, semua hadir menyaksikan acara ini. Kecuali Joko Kendhil yang izin karena sakit dan berdiam diri di kamar.

Seluruh ksatria seantero negeri menampilkan atraksi ketrampilan bersenjata. Hingga muncul Pangeran Tampan nan Gagah dengan kudanya yang perkasa. Kedua kakak putri raja berusaha memikat sang Pangeran, dan mencibir si Bungsu karena tak berhak mendapatkan pangeran ganteng.

Si Putri bungsu menangis dan berlari menuju ke peraduannya. Ia tak menemukan suaminya yang katanya sedang sakit. Hanya seonggok kendhil tak berguna yang dijumpainya. Ia marah dan kecewa, lantas memecahkan kendhil tersebut. Seketika itu juga tiba-tiba di hadapannya muncul seorang ksatria yang sangat tampan dan gagah perkasa persis pangeran berkuda yang mempesona di arena lomba.

Putri Raja terkejut. Ternyata pria tampan itu adalah suaminya. Ia bisa berubah karena takdir dari Dewata. Barangsiapa putri yang mencintai dan menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya dengan ikhlas, maka tubuhnya menjelma menjadi layaknya manusia sempurna.


"Nduk, ojo ngenyek rupane uwong, ojo disawang njobone. ndeleng saka tumindak sing apik lan nyenengake wong akeh. Aja kecewa karo kahanan kita, sing bisa uga ora padha karo umume wong.
Dhuwurke cita-citamu, nyuwun marang Gusti Allah  mujudake gegayuhan lan pandongamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun