Secara cermat menyimak tema yang disuguhkan Kompasiana dalam Blog Competition Marathon Awal Tahun, mata saya berbinar dan senyum mengembang menemukan Lagu 90-an masuk dalam daftar yang musti ditulis. Wah, memori saya berkelana di masa Dilan. Masa-masa jelang lulus SMA dan belajar mandiri di luar kota melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Musiknya yang khas, membuat lagu 90-an tetap evergreen di telinga para penikmatnya. Saya menyebutnya literasi bernada yang mengiringi masa remaja yang beranjak dewasa. Ya, musik 90s pastinya engga bisa dipisahkan dari sejarah hidup.
Yogyakarta, tembang besutan Kla Project di awal tahun 1990, mengantarkan kenangan pertama saat bergelut memilih perguruan tinggi. Lagu ini memberikan semangat agar saya bisa kuliah di Kota Gudeg, tujuan favorit para pelajar. Meski akhirnya takdir mendamparkan saya ke Kota 'Lumpia' Semarang untuk melanjutkan studi, lagu ini terus membekas di hati. Ya, Terhanyut aku akan nostalgi, saat kita sering luangkan waktu, nikmati bersama, suasana Jogja.Â
Berlanjut dengan Kangen milik Dewa19, siapa yang tak bersenandung dengan lagu ini yang rilis tahun 1992? Bersliweran di radio, liriknya mewakili episode long distance relationship. Ahay! Berlembar-lembar surat bermuatan cinta dan rindu, amarah dan cemburu, mengiringi naik turunnya emosi kerinduan yang menggebu.
Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya, menahan rasa ingin jumpa.
Percayalah padaku, aku pun rindu kamu, ku akan pulang. Melepas semua kerinduan yang terpendam.
Hadirnya Sheila Majid dengan Sinaran-nya, beat yang asyik, mampu membangkitkan semangat kala hati gundah. Suaranya yang merdu sangat pas menyuguhkan lagu yang beken di tahun 1993. Setiap menyanyikan lagu ini, seluruh sel tubuh mengajak gembira, tertawa, dan bergerak ikuti irama.
Sinaran, mentari menyinari, menyusup ke jiwaku ketika bersamamu. Mesranya, bila kita berdua, bagai mahligai indah yang tumbuh di muka dunia.
Lebih-lebih dengan hadirnya lagu parodi ala Project Pop, Nasib Anak Kost adalah satire yang mewakili kelucuan kehidupan kami di perantauan. Rilis tahun 1993, mengantarkan lagu-lagu parodi lainnya yang sangat menghibur dari Tika Panggabean, Denny Candra, Yosi, Udjo dkk.
Hilir mudik tembang 90an seperti Seputih Kasih, Memori, Amburadul (Ruth Sahanaya), Salahkah Aku, Bintang-Bintang, Bahasa Kalbu (Titi DJ), Biru, Rasa Sayang Itu Ada, Aku Makin Cinta (Vina Panduwinata), menghiasi aktivitas harian, sebagai saksi atas rasa yang menyelimuti diri kala berjibaku dengan pendidikan dan meniti masa depan.
Lagi-lagi, Dewa19 menyematkan kenangan sarat harapan dan kerinduan pada Cinta kan Membawamu di tahun 1995. Oi, kiranya saya pernah menggurat puisi tentang hadirnya tembang ini.
Menutup masa-masa penuh romantika cinta dan perjuangan menyelesaikan pendidikan di era 90-an, Dan milik Sheila on 7 di tahun 1999 menjadi momen saya untuk bertekad bahwa meski caci maki pernah menghampiri, hidup dan kehidupan saya akan terus bersinar dan berpijar!
Terima kasih, lagu 90-an. Kau pernah mewarnai dan menemani kehidupan. Memberikan ketegaran dan romatisme, menghadirkan senyum dan rona merah bahagia kala sesekali menikmati musikmu kini!
***
Tema: Lagu Era 90-an
9 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H