Jangan hanya pengalaman bangkrut, patah hati, putus asa, terhina yang dikisahkan, tapi berbagi jualah tentang kebangkitan meraih kejayaan, berbunga menikmati indahnya berumah tangga, setelah dihina-hina kini naik derajat dan bermartabat. Tuliskanlah!
Ide biasanya muncul ketika bahagia banget atau sedih perih merana, hahaha. Ya, tak mengapa, tulis saja. Kan menulis juga bagian dari terapi melepaskan segala sesak di dada.
Menulis pengalaman pribadi dalam bentuk fiksi, membuat penulis lebih menjiwai dalam menggambarkan keadaan atau tokohnya.
Contoh tulisan pengalaman pribadi, saya pernah unggah tentang kejadian ini. Pengalaman lainnya, silakan bisa baca di sini.
4. Menulis dari orang terdekat.
Ayah, ibu, kakak, adik, nenek, kakek, tetangga, teman, sahabat, siapa saja yang dekat dalam kehidupan kita, bisa mendatangkan ide menulis. Ceritakanlah secara detail orang-orang terdekat yang orang lain tidak memilikinya. Baik sifat, karakter dan wataknya. Se-kembar-kembarnya orok, tetap beda, kok!Â
Bisa jadi, anda terinspirasi pada mereka sehingga menggugah anda bersemnagat dalam hidup, belajar dari pengalamannya, dan berbagi kisah kepada pembaca.
Saya pernah mengunggah dengan ide ini tentang Bu Isti (almarhumah). Siapa dia? Klik aja pada namanya.
5. Menulis dari pengetahuan.
Ya, saya yakin kita semua berilmu, meski tidak harus lulusan bangku sekolah atau kuliah. Belajar otodidak pun dan menghasilkan karya, tetaplah berilmu. Akan makin bermanfaat kala diterapkan, dipraktekkan, dan dibagikan kepada orang lain.Â
Semua ilmu, apalagi setelah diperoleh dengan sungguh-sungguh, maka pengalamannya lebih ahli lagi, tuh. Nah, tularkan ekahlian itu dengan tulisan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!