Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Berbagi Hangat

1 Januari 2021   12:36 Diperbarui: 1 Januari 2021   12:44 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepasang kucing bercengkrama.
Bersisian, saling bertumpang kepala.
Hangat, menyalurkan energi cinta.
Terlihat dari raut lucu dan menggemaskan dari mereka.

"Lagi musim hujan, Mol. Disini aja ya," Momo merem-melek menikmati semilir angin dari bawah pintu berjeruji. Sesekali ia kibaskan telinga, terkena tempias air langit yang terbawa sang bayu.


"Hmm.., enakan begini, ngrungkel sama kamu," ujar Moli berbelang kuning putih, makin menyuruk kepala ke tubuh Momo.

Hujan di luar makin deras. Angin dingin menusuk mereka. Kain perca sebagai alas pembaringan milik sang Tuan, belum lah cukup menghangatkan keduanya.

Momo mengangkat kepala sejenak, dan.. hai! 

Siapa yang itu?
Sekerjap mata hijau tajamnya menatap sosok makhluk serupa dengannya. Sedikit basah rambut berbelang coklat keemasan, di bawah payung merah seberang jalan.

"Apa yang sedang kau lihat?" Moli menggeliat manja, telentang, memandang wajah kekasihnya, lalu tengkurap kembali.

"Ada yang kedinginan di luar sana," Momo berdiri celingukan, mengeong lirih, mengajak si kecil untuk bergabung dengannya.

Si Kecil berwajah jenaka membalas sapanya. Tapi dia tak bernyali menerabas lebatnya guyuran hujan. Ia berusaha meringkukkan badan, menghangati dirinya sendiri.

"Sudahlah, tak usah kau ajak dia kemari. Aku hanya ingin berdua bersamamu," lagi-lagi Moli menggeliat manja. Momo mengeong menyundul kepala pemujanya. Kembali mereka bergulung, saling menghangatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun