Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahun 2020: Puzzle Kehidupan Mengantar ke Dunia Penulisan (Bagian-2, Selesai)

30 Desember 2020   11:10 Diperbarui: 30 Desember 2020   11:53 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.Pri. Johan Rio Pamungkas pada tugas penulisan.

Pada akhir tulisan saya sebelumnya (Baca: Disini) tentang perkenalan dengan Kompasiana, membuat  tak nyenyak tidur! Dan itu dialami oleh hampir semua kawan sesama peserta di pelatihan penulisan. Belum lagi tenggat waktu yang diberikan untuk segera mem-posting hasil tulisan.

5. Kompasiana
Tugas yang diberikan oleh mentor adalah mengunggah tulisan bertemakan harapan untuk pemuda bangsa di laman Kompasiana. Tentu saja bagi yang belum punya akun, harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu. Sebenarnya, saya pribadi juga meminta ke mentor agar kami diajarin nulis di blog atau bikin blog sendiri. Namun mentor mengarahkan kami untuk melakukannya di Beyond Blogging ini.

Dok.Pri. Johan Rio Pamungkas pada tugas penulisan.
Dok.Pri. Johan Rio Pamungkas pada tugas penulisan.


Mulailah saya dan kawan-kawan daftar akun hingga bisa mengunggah tugas sesuai tenggat waktu. Tak mudah melakukannya bagi yang agak gaptek seperti saya. Hanya karena beda tampilan laptop atau PC dengan tablet, saya konsultasi terus dengan mentor. Bahkan kawan lain juga bertanya lewat grup maupun jalur pribadi, berkenaan dengan tahapan yang dilalui. Hal ini karena tiap kali mau masuk ke akun Kompasiana, malah masuknya ke tampilan utama Kompas. Begitu terus, bolak-balik. Sampai hampir setengah hari baru beres urusan, dengan diiringi shalawat, akhirnya bisa menyelesaikan tugas mengunggah tulisan perdana sebelum tenggat waktu (silakan bisa baca DISINI hasil tulisannya), sembari menunggu verifikasi dari Admin Kompasiana.

Alhamdulillaah, baru beberapa menit tayang, tulisan saya mendapat label PILIHAN. Oi, senang bukan main! Berlanjut mengisi profil akun dan pengaturannya, tak selang berapa hari, akun pun centrang hijau.

6. Kompasianers (K-ners), Komunitas Penulis Berbalas (KPB) dan Khrisna Pabichara (Daeng KP)
Sejak unggahan pertama, saya penasaran dengan ikon-ikon pada tampilan statistik di laman profil. Bertanya pada mentor, berdasarkan apa kita mendapatkan poin. Lanjut berselancar mengenal penulis-penulisnya (yang selanjutnya disebut kompasianers) di tampilan Artikel Utama, Pilihan, Nilai Terbanyak, Artikel Terbaru, dan lain-lain.

Progres penulis pemula di Kompasiana sebelum posting artikel ini. Sejak 'debutan' hingga 'junior'  (Tangkapan Layar Siska Artati)
Progres penulis pemula di Kompasiana sebelum posting artikel ini. Sejak 'debutan' hingga 'junior'  (Tangkapan Layar Siska Artati)


Mulailah saya berkenalan dengan sesama kompasianers, seperti Mba Hennie Triana, Mba Ari Budiyanti, Ayah Tuah, Bang Ozy, Mba Fatmi Sunarya, Pak Katedrarajawen, Pak Rudy Gunawan, Pak Budi, Mas Yoga, Pak Sigit Pak Tjipta dan Bu Roselina, dan banyak penulis lainnya.
Menyenangkan, menghibur, bermanfaat, itu yang saya rasakan membaca artikel kawan-kawan. Saling menyapa di kolom komentar dan memberi rating jujur, adalah bentuk silaturahim dunia penulisan di sini.

Jaringan pertemanan via Kompasiana, mengantarkan saya berkenalan dengan Mba Anis Hidayati, admin dari Komunitas Penulis Berbalas (KPB). Atas ajakan baik dari  Mbak Hennie, saya mengikuti kelas pembelajaran di akhir tahun bersama mereka dengan Guru Khrisna Pabichara (Daeng KP).

Sebagi pemula, kepenulisan adalah hal baru bagi saya. Setiap kelas punya ciri khas dan pelatihan yang unik. Belajar di kelas KPB bersama KP, berbeda dengan kelas-kelas sebelumnya yang saya ikuti. Baik dari perkenalan, unjuk gigih dalam menulis, menata dialog dan narasi, menggunakan tiga kata ajaib dalam berpuisi, benar-benar saya ikuti arahan guru senior yang mumpuni dalam bidang kebahasaan ini.


Saya yang masih faqir dalam dunia tulis-menulis, tentu saja menemukan telaga untuk menimbanya. In syaa Allah bermanfaat bagi hasil karya tulisan kami semua. Rasa syukur dipanjatkan atas kepingan puzzle kehidupan yang mengantarkan saya bertemu kawan-kawan penulis. Merelakan diri berenang dalam dunia literasi.

Semoga tak cukup berhenti sampai disini, karena saya bertekad terus belajar hingga liang lahat. Belajar terus tanpa batas, belajar tak jemu-jemu. Allah menaikkan derajat bagi kaum yang berilmu, dan menambahkan pahala bagi mereka yang mau mengamalkannya di jalan kebaikan. In syaa Allah, aamiin.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun