Sejenak mengumpulkan ingatan tentang 2020, tahun yang penuh memori dan terunik. Memori karena saya berusaha serius mengasah kemampuan dan ketrampilan menulis di awal tahun. Terunik karena merupakan tahun pandemi. Slogan 'di rumah aja, bekerja dari rumah, lawan covid, jaga jarak, pake masker, cuci tangan, jaga kesehatan', bertebaran dalam aktivitas harian, membuat kita harus terus kreatif agar tak jenuh dengan keadaan terpenjara wabah.
Saya ingin berbagi cerita kepada kompasianer tentang perjalanan kali pertama menapak untuk menjadi penulis pemula.
1. Komunitas Penulis ODOJ
Semangat saya menulis di mulai pada awal trisemester kedua pada tahun 2019 lalu. Mengikuti sebuah lomba menulis bersama komunitas One Day One Juz (ODOJ) yang mengantarkan karya saya menjadi satu dari 10 penulis terbaik versi mereka. Berkat kegigihan panitia dan para pengurusnya, karya kami dibukukan, dipinang oleh Penerbit Republika, terbit pada Februari 2020. Kutemukan CintaMu, antologi pertama buat saya yang terkaget-kaget sebagai pemula. Baru aja nulis, masuk daftar pemenang, dibukukan pula. Senang luar biasa, sudah pasti!
Sungguh, sebuah prestasi yang tak dinyana oleh saya sendiri. Pengalaman pertama kali menulis, mengikutsertakan diri sebagai peserta, mengirim naskah, dan menjadi satu karya terbaik dari sekian lainnya, membuat saya terperangah. "Ya, Allah, ternyata saya bisa 'menulis', ya! Bila diniatin, ikhlas, sebenarnya bisa! Ilham datangnya dari diri-Mu, Gusti!" Gumam saya  dalam tafakur.
Sejak itulah, berkumpul bersama para pemenang dan juri dalam grup Whatsapp, merupakan komunitas menulis pertama yang saya ikuti. Berdiskusi dan belajar bersama mereka yang sudah berpengalaman, membuat saya berusaha melek tentang literasi. Hobi saya membaca, ternyata adalah modal awal untuk bisa nulis. Namun belum lah cukup dengan modal itu saja, mesti belajar lagi yang lebih serius. Melalui pertemanan inilah, terbuka jalan menuju komunitas berikutnya.
2. Komunitas Menulis Online (KMO)
Saya mengenal komunitas dengan tagline "Make Your Own Legacy"Â ini melalui teman sesama penulis di ODOJ.
KMO awalnya didirikan seorang diri oleh Tendi Murti, Founder KMO Indonesia. Namun kini KMO telah menjadi komunitas kepenulisan besar, yang dihuni oleh orang-orang keren di bidang kepenulisan. Kesuksesan itu pula yang telah menggerakkan mereka untuk berbagi ilmu kepenulisan dengan mengadakan club menulis online di WhatsApp dan Telegram. Hasil karya para penulisnya bisa dimuat di aplikasi Komunitas Bisa Menulis (KBM).
Melalui komunitas ini, saya mengikuti kelas menulis online pada Batch 21 dengan kegiatan SarKat (Sarapan Kata - menulis setiap hari selama 30 hari dengan minimal 300 kata per postingan). Pula  saya ikut kelas berbayar:  Cerita Anak, Kelas Novel bareng Asma Nadia, Kelas Ngedit Naskah. Agebda kelas-kelas online tersebut saya ikuti sepanjang Bulan Maret hingga September 2020. Ilmu yang saya peroleh dari sana, makin membuat saya haus belajar lagi.
3. Komunitas Pencinta Literasi
Fera Adriani Djakfar -pemenang pertama dalam Lomba Penulisan di ODOJ 2019- merupakan pembina dari komunitas yang awalnya beranggotakan para mahasiswanya. Melalui beliau, saya mengikutinya pada awal Oktober di grup whatsapp yang akhirnya dibuka buat siapa saja yang suka membaca dan menulis.Â