Alhamdulillaah, pada Hari Sabtu (21/11) lalu, saya berkesempatan mengikuti Kajian Parenting Online melalui zoom meeting yang diadakan oleh sekolah dimana anak saya mengikuti pendidikan lanjutan tingkat pertama. Mengambil tema tentang Memahami Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter (SK), Sinergi Guru dan Orang Tua Mendidik Anak Berkarakter dengan Kompetensi Abad 21.
Dalam pemaparan pengantar yang disampaikan oleh Ibu Irmayanti, M.Pd (Trainer di Lembaga Manajemen Training Trustco di Samarinda dan Ketua Bidang Mutu Jaringan Sekolah Islam Terpadu Kalimantan Timur), saya tergugah dengan tausiyah yang diberikan beliau tentang pendidikan anak yang diberikan oleh orangtua.
Tipe orangtua seperti apakah kita?
Dalam teori pendidikan, beliau sampaikan bahwa ada 3 lingkungan yang akan mempengaruhi pendidikan anak, yaitu dari keluarga, sekolah dan lingkungan sosialnya.
Ketika berbicara tentang keluarga, kita semua berharap bahwa doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala bisa terwujud. Doa yang kita pinta dengan terpeliharanya keluarga dari siksa api neraka. Jangan sampai yang masuk surga cuma ayah atau ibu saja. Tapi kalau bisa sesurga sekeluarga. Termasuk orang-orang yang mungkin tidak se-nasab dengan kita, yang tinggal satu rumah, seperti asisten rumah tangga, anak yatim asuhan kita dll.
Dalam QS. At-Tahrim ayat 6, Allah berfirman:Â
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
Karena kita ingin masuk surga sekeluarga, maka sebagai orangtua tentu kita tidak akan membiarkan anak kita begitu saja dalam hal pendidikannya, tanpa memberikan nasehat dan bimbingan yang baik serta arahan dan contoh yang intensif.Â
Apalagi di masa pandemi ini, anak-anak lebih banyak berada di rumah bersama kita. Selama sebelum pandemi, anak-anak bersekolah bersama dengan guru dan teman-temannya. Mereka-lah yang menyaksikan kegiatan hari-harinya, termasuk kegiatan beribadahnya.
Nah, dalam hal kegiatan ibadah, misalnya. Pada level orang tua biasa, ketika mendengar seruan adzan, biasanya ngasih tahu tuh ke anaknya, "Nak, sudah adzan, cepet sholat!"
Orang tua memberi tahu begitu saat melihat anak masih asyik aja main hape, atau nonton tivi, belum beranjak dari tempatnya.