Setiap hari Senin dan Kamis, saya memiliki jadwal mengajar mengaji di sebuah kantor dinas di Jl. MT. Haryono Samarinda. Dan di hari itu pula, saya selalu menyempatkan diri sarapan di warung kecil NYAMAN BUJUR milik Acil Tami.
Kenapa saya bela-belain berangkat pagi sebelum jadwal mengajar di mulai? Karena ada menu favorit saya, Soto!
Ya, makanan berkuah hangat dengan aneka bumbu dan pernak-perniknya sangat menggugah selera. Berbeda dengan kesukaan suami yang lebih menikmati sarapan pecel atau lalapan, saya justru suka yang berkuah, seperti Soto, Rawon atau Sop.
Dari nama warungnya, sudah bisa ditebak bahwa soto yang disajikan adalah Soto Banjar.
Kuah santannya yang gurih berpadu sempurna dengan bumbu rempah dari pala, cengkeh, dan kapulaga. Lengkap dengan suwiran daging ayam, perkedel kentang, rebusan telur bebek, dan disantap dengan ketupat. Namun, saya lebih nyaman dengan menu nasi putih. Plus, jika tersedia telur asin atau bakwan sayur, makin lengkap lauk buat saya.
Sebagai pencinta kuliner jenis ini, beberapa diantaranya sudah pernah saya menyantapnya. Seperti Soto Betawi dengan isian berupa daging dan jeroan sapi menambah cita rasa gurih pada soto ini. Apalagi kuahnya mengandung susu.
Ada juga Soto Lamongan dengan ciri khas bubuk koya yang terbuat dari campuran bawang goreng dan kerupuk udang itu memang menambah cita rasa soto berkuah kuning ini.
Soto Kudus juga bikin saya kangen. Isian berupa irisan daging ayam atau sapi, seledri, bawang goreng, bawang putih goreng, dan tauge disajikan dalam mangkuk lebih kecil. Bikin pengen nambah, hahaha.
Nah, satu lagi dari pantura, Soto Tegal! Ciri khas dengan campuran sambal tauco yang membuat cita rasanya semakin unik, yakni perpaduan gurih, manis, pedas, dan sedikit asam.Â
Tambahan daging sapi, babat rebus, dan usus ayam yang digoreng hingga kering. Apalagi jika tersedia telur asin Brebes yang terkenal masir dan mak nyus, menambah selera makan saya menyantap soto ini. Sekedar dijadikan cemilan, ahay!
Kalau Coto Makassar, sudah pasti tidak saya tolak! Kuahnya yang khas dengan tambahan bumbu kacang yang disangrai lalu ditumbuk sebagai pengental kuah, sungguh lezat di lidah.Â
Saya berburu soto ini jika tekanan darah saya lagi rendah-rendahnya. Isian daging dengan campuran jeroan sapi membuat saya menjadi lebih bertenaga.Â
Ah, alasan aja sih. Tiap ada undangan perkawinan dari teman yang sukunya berasal dari Sulawesi Selatan, Â menu ini selalu tersedia, dan itu jadi incaran pertama saya untuk menyantapnya!
Bagaimana dengan menu favorit Anda, Kompasianers?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H