Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumpah Pemuda: Bukan Sumpah Biasa

19 Oktober 2020   10:14 Diperbarui: 21 Oktober 2020   21:15 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bulan Oktober penuh hari peringatan dan sejarah buat bangsa dan negeri ini. Diantaranya ada Hari Kesaktian Pancasila, Hari Batik, Hari Tentara Nasional Indonesia, Hari Parlemen Indonesia, Hari Santri Nasional, Hari Penerbangan Nasional, Hari Dokter Nasional, Hari Listrik Nasional, Hari Sumpah Pemuda, dan Hari Keuangan. Banyak hari yang diperingati tapi kadang belum paham dengan sejarah lahirnya peringatan tersebut.

Bagaimana dengan Hari Sumpah Pemuda yang sebentar lagi bakal memasuki usia 92 tahun pada sejarahnya? Apakah sumpah mereka telah mengakar kuat pada generasi muda bangsa ini di era milenial? Sumpah yang menyatukan seluruh insan pertiwi dengan bertanah air yang satu, berbangsa yang satu, berbahasa yang satu. INDONESIA.

Bertebaran sumpah serapah yang keluar dari mulut dan jemari pemuda pemudi bangsa atas keadaan dan kondisi negeri. Baik melalui media sosial maupun kegiatan terbuka. 

Hanya beberapa gelintir saja yang peduli dengan memberikan prestasi terbaiknya untuk kemajuan dan kebanggaan negeri. Pendidikan budi pekerti rasanya telah terkikis, rasa santun mengungkapkan ekpresi telah tergilas habis. 

Ngeri-ngeri sedap melihat ekspresi mereka di media yang serba boleh dan terbuka. Bahkan ada yang terjerumus prostitusi dan Narkoba, ga mikirin gimana hidup selanjutnya jangan sampai merana.

Sebagai emak-emak yang pernah ngalamin muda, doa dan harapannya sih agar generasi muda memiliki jiwa besar dan bangga dengan negerinya. Mengisi kegiatan dan aktivitas positif membangun negeri dengan prestasinya. 

Punya sikap teladan yang baik sesuai ajaran agama, patuh dan taat kepada orang tua dan guru. Mau belajar dan tak jemu-jemu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh untuk kebermanfatan ummat. Peduli dengan keadaan sekitar.

Generasi muda adalah generasi masa depan, bukan sekedar slogan.
Negeri ini butuh pemimpin yang berkharisma dan berwibawa, bukan sekedar lahir dari generasi micin yang sok gaya.

Bangun Pemudi Pemuda, Indonesia
Lengan bajumu singsingkan, untuk negara.
Masa yang akan datang, kewajibanmu-lah
Menjadi tanggunganmu terhadap Nusa.
Menjadi tanggunganmu terhadap Nusa.

(Lagu Bangun Pemudi Pemuda, ciptaan Alfred Simanjuntak)

Wahai, Pemudi-Pemuda.
Isi hari-harimu dengan semangat.
Jangan cuma tik-tok-an buat populer singkat.
Istilah kalian, bikin yang faedah, dah!
Emak Bapak selalu doakan, agar kalian sukses hidup dunia akhirat.
Kite sumpahin deh, elu pade jadi generasi hebat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun