Mereka takut jika seorang wanita yang notabene seorang istri akan mengungguli sang suami. Pendapat saya, kita harus bisa membuktikan bahwa wanita layak memiliki pendidikan yan tinggi dan tidak akan melupakan kodratnya sebagai seorang wanita.
Kalau wanita memiliki cita-cita yang tinggi itu hak mereka, yang terpenting itu tadi, setinggi-tingginya pendidikan mereka, setinggi-tingginya jabatan mereka dalam suatu pekerjaan yang terpenting jangan lupa dengan kodrat dan tugasnya sebagai seorang wanita.Â
Tidak semudah yang dibayangkan ketika seorang wanita harus melakoni dua tugas yaitu menjadi ibu rumah tangga seklaigus wanita karir, saya sendiri belum mengalaminya karena saya juga masih terlalu muda, belum waktunya saya menikah.
Namun, saya belajar dari orang-orang disekitar saya. Ibu saya contohnya, ia harus mengurus rumah sekaligus menjadi wanita karir, walaupun ia hanya seorang lulusan SMK, itu sudah termasuk pendidikan yang lumayan pada zaman itu.Â
Ia mulai bekerja sejak lulus SMK, kemudian menikah, ia bercerita bahwa dulu ingin berkuliah agar bisa menjadi guru, namun dilarang karena ditakutkan ia tidak mampu mengurus rumah tangganya nanti.
Ya, dia bilang kalau itu waktu yang terlambat untuk dia berkuliah karena sudah menikah dan telah memiliki satu anak yaitu kakak saya, dan saat itu kakak saya masih kecil, sedangkan almarhum ayah saya juga bekerjanya sering ke luar kota.Â
Nah, untuk itu, bagi kita seorang wanita tidak ada salahnya memiliki cita-cita yang tinggi, tidak ada salahnya kita menempuh pendidikan yang tinggi, asalkan kita tetap ingat dengan kodrat kita. Sekian opini dari saya, Kata Hati, Kata Batin Yang Tersakiti. Salam Pendidikan Untuk Kemajuan Bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H