Mohon tunggu...
Siska Amelia
Siska Amelia Mohon Tunggu... -

@siskaaaameliaa , kelas x4diSmAN16

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penyimpangan Positif; Seorang Perempuan yang Bekerja sebagai Kondektur

25 April 2014   00:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:14 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah : propesi wanita itu hanya sebagai kondektur . Tidak ada yang istewan dengan dirinya , pakaiannya , gayanya ataupun suaranya yang melengking ditengah deru kendaraan . Yang membuat saya tertarik untuk memperhatikannya adalah semata-mata karena ia seorang wanita yang bekerja sebagai kondektur . Sebuah profesi yang masih sedikit langka dan sulit dilakukan oleh kaum hawa .

Profil : nama : Ny.Anna , mempunyai 2orang anak , alamar rumahnya dijalan raya cendana rt 02/o5 no.87 . bekerja sebagai kondektur , dan suaminya bekerja sebagai supir .

Penyimpangan positif : suatu peristiwa yang tidak sesuai dengan aturan/norma yang berlaku , namun mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial dimana ia tinggal . Seorang dikatakan menyimpang secara positif ketika ia meralasikan keinginan tetapi masyarakat belum bisa menerima , cara yang ia pergunakan keinginannya ; contohnya seorang wanita yang bekerja sebagai kondektur untuk menafkahi keluarganya . Bagi sebagian masyarakat perbuatan sang wanita adalah suatu penyimpang , namun dari penyimpangan tersebut ada dampak positif . Biasanya kalau wanita bekerja sebagai kondektur timbullah sebuah pekerja keras , akan tetapi seorang wanita kurang pantas untuk bekerja sebagai kondektur , dan wanita itu tidak umum untuk menjadi kondektur . Akan tetapi kalau misalnya ia nekad untuk bekerja sebagai kondektur , untuk menafkahi keluarganya , itu berarti wanita itu seorang yangf bertanggung jawab , pekerja keras , dan pantang menyerah .

Ibu.Anna mempunyai suami yang bekerja sebagai supir . ibu Anna dan suaminya bekerja ditempat yang sama , yaitu dalam sebuah satu bus . Ibu Anna dan suaninya tidak malu dengan pekerjaannya , dia selalu percaya diri . Dalam hati ibu Anna merasa bahwa mereka benar-bernar pasangan yang cukup kompak , bahu m,embahu dalam mencari nafkah untuk keluarga dan mau mengerti keadaan masing-masing dan tidak pantang menyerah . Satu lagi pelajaran hidup yang bisa dipetik oleh ibu Anna sebagai calon ibu muda adalah bahwa siapapun dirinya , kelak jika ia telah menikah nanti ia harus bisa bersikap tenggang rasa , tolong menolong , dan saling memahami dalam setiap situasi apapun .Jangan pernah sombong , egois , dan merasa lebih tinggi dari pasangannya .Segala upaya untuk menafkahi keluarganya untuk menafkahi keluarganya  harus dilakukan dengan kerja keras , pantang menyerah , disiplin , dan ikhlas . Itu kunci utamanya , bisik ibu Anna dalam hati . Ia sangat salut kepada pasangan supir dan kondektur . Karena meskipun kehidupan mereka , kemungkinan pernah diwarnai dengan pertengkaran2 kecil itulah yang menjadi bumbu2 manis dalam menciptrakan bangunan rumah tangga . Dengan itu , masing2 pasangan akan lebih memahami karakter , kelebihan dan kekurangan masing2 , sehingga dimasa mendatang mereka bisa lebih memperbaiki diri. Membuat diri lebih siap menghadapi anak-anak yang berbakti pada orangtua dan menciptakan masyarakat yang sejahtera.


  • Motivasi


Teruslah bersikap pekerja keras, tenggang rasa, dan saling memahami dalam setiap situasi apapun, untuk menafkahi keluarganya.


  • Alasan mengapa dikatakan penyimpangan?


Dia melakukan penyimpangan tapi dari penyimpangan itu dia menghasilkan hal yang positif.


  • Kesimpulan


Jangan pernah menyerah, teruslah berusaha untuk menafkahi keluarga, teruslah bersikap tenggang rasa. Teruslah bertawakal kepada Allah SWT.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun