Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) meluncurkan dokumen Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan Indonesia 2022-2045 pada acara puncak Indonesia Development Forum (IDF) 2022 yang bertajuk "The 2045 Development Agenda: New Industrialization Paradigm for Indonesia's Economic Transformation" di Bali, pada 21-22 November 2022 sebagai bentuk dukungan untuk keberlanjutan projek-projek pesawat terbang, baik berupa produksi maupun pengembangan, khususnya pesawat N219.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Manoarfa, mengatakan bahwa peluncuran dokumen ini sebagai upaya menciptakan industri yang tangguh dan berdaya saing global. "Peta jalan industri kedirgantaraan dibutuhkan untuk menuju Indonesia emas 2045," ujar Suharso dalam IDF 2022 di Bali, Senin (21/11).
Indonesia bercita-cita untuk menjadi negara maju di tahun 2045, dengan mewujudkan industri sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi sebesar 26 pada PDB pada tahun 2045. Pencapaian visi 2045 dikoordinasikan melalui pelaksanaan transformasi ekonomi secara bertahap dari perekonomian yang berbasis keunggulan komparatif sumber daya alam menjadi perekonomian yang berkeunggulan kompetitif.
Melalui produksi pesawat N219, PT Dirgantara Indonesia (DI) membidik peningkatan kontribusi dalam upaya memperluas konektivitas serta aksesibilitas. N219 dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan operasi di karakteristik wilayah yang merupakan daerah dengan elevasi tinggi, takeoff and landing pada landasan pendek, waktu operasi bandara yang singkat, cuaca yang sulit diprediksi, fasilitas bandara terbatas, dan wilayah dengan kondisi geografis di pegunungan yang selama ini sulit dijangkau.
Direktur Produksi PTDI, Batara Silaban hadir sebagai pembicara yang mengangkat topik N219 Contract, Development, Industrial Set-up & Customer Support.
"Pesawat N219 dapat menjawab misi Presiden dalam hal pembangunan yang merata dan berkeadilan dengan menyediakan wahana konektivitas multimoda untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," ujar Batara, Selasa (22/11).
Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, juga menyampaikan beberapa poin terkait master plan yang dituntut yang utama adalah riil produk, dalam hal ini kalau di industri dirgantara, caranya bisa menjadi negara perindustrian untuk pesawat turborop, khususnya pesawat penumpang dengan kapasitas di bawah 100 pax.
Industri kedirgantaraan dapat menjadi industri masa depan Indonesia yang berfokus pada industri yang menghasilkan produk dan layanan dengan nilai tambah dan kandungan teknologi tinggi.
Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Widyasanti, ia menyampaikan bahwa industri kedirgantaraan akan menjadi sektor pendorong industrialisasi Indonesia dan belajar dari ekonomi negara Amerika Serikat yang industri kedirgantaraannya merupakan industri dengan rata-rata upah terbesar kedua setelah sektor Information and Technology (IT).
Amalia juga menjelaskan bahwa dalam industri pesawat terbang memberikan efek pengganda bagi Indonesia di masa depan. "Sektor kedirgantaraan di AS mampu menyerap 1 juta tenaga kerja langsung dan kurang lebih 2,48 juta tenaga kerja tidak langsung," jelas Amalia, Selasa (22/11).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H