"Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan, untuk 267 juta rakyat kita, untuk negara. Bisa saja membubarkan lembaga, bisa juga reshuffle," ungkapan itu disampaikan Presiden Joko Widodo di hadapan para menteri dan pimpinan lembaga dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka. Presiden sangat menampakkan kekecewaannya, suaranya meninggi beberapa kali, ia mengatakan bahwa para jajarannya tidak memiliki sense of crisis dan bekerja a la kadarnya.
Anggota Komisi IX DPR Mukhamad Misbakhun yang terlibat dalam diskusi dialektika demokrasi berjudul Kemarahan Presiden Reshuffle Kabinet? Di Media Center DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, menilai bahwa video rekaman kemarahan Presiden Joko Widodo terhadap para menteri Kabinet Indonesia Maju benar-benar serius.
Misbakhun sebagai orang yang telah mengikuti Presiden Jokowi dari tahun 2011 meyakini hal yang dikerjakan Presiden sungguh-sungguh demi memikirkan nasib rakyatnya. Hal itu terbukti dengan hadirnya bantuan sosial hingga program kesehatan di tengah pandemi.
"Itu disampaikan oleh pak Jokowi di dalam video itu, bagaimana uang harus diputar, rakyat merasakan bantuan sosial, bansos program nyampe di tengah-tengah rakyat. Program kesehatan yaitu insentif untuk para tenaga medis nyampe di tengah-tengah tenaga medis, itu artinya pak Jokowi sangat sungguh memikirkan nasibnya rakyat."
Namun, kemarahan Presiden Jokowi yang menyinggung soal reshuffle dinilai Misbakhun sebagai hak prerogatif Presiden. Misbakhun juga mengatakan bahwa Presiden Jokowi adalah orang yang sangat bijak dan arif, meskipun memiliki hak untuk melakukan penggantian menteri, ia tidak langsung melakukannya.
"Salah satu kearifan Bapak Jokowi yaitu mereka dimarahi, bukan langsung diganti. Itu bentuk kearifannya Bapak Jokowi. Inikan yang lahir dari Bapak Jokowi adalah wisdom (kebijaksanaan)," kata Misbakhun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H