Mohon tunggu...
Raden Siska Marini
Raden Siska Marini Mohon Tunggu... Dosen - Manusia Profesional

Seorang manusia yang percaya bahwa pendidikan adalah jembatan menuju perubahan. Dengan semangat membara, ia bercita-cita untuk menjadi manusia yang bermanfaat, menginspirasi mahasiswa bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Selain mengajar, Siska aktif berkontribusi dalam berbagai proyek sosial dan penelitian, menjadikan setiap langkahnya penuh makna. Dalam dunia yang terus berubah, ia berkomitmen untuk membekali generasi masa depan dengan pengetahuan dan nilai-nilai yang kuat, sehingga mereka dapat berkontribusi positif bagi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perempuan NU : Bangkit untuk Kemaslahatan

3 Januari 2025   19:53 Diperbarui: 3 Januari 2025   19:53 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis : Raden siska MariniSumber : dok.pri Penulis

Pada 31 Januari 2025, Nahdlatul Ulama (NU) akan merayakan usia ke-102 tahun. Sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, NU telah banyak berperan dalam sejarah perjuangan bangsa, menjaga tradisi Islam yang moderat, dan mengedepankan pentingnya harmoni dalam masyarakat. 

Dalam momentum ini, kita perlu merefleksikan peran perempuan di dalam tubuh NU, serta bagaimana tema "Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat" dapat menjadi seruan bagi seluruh elemen masyarakat, baik pria maupun wanita, untuk berjuang bersama menuju Indonesia yang lebih baik.

Sejarah Singkat NU dan Kontribusinya

NU didirikan pada 31 Januari 1926 oleh KH. Hasyim Asy'ari, dengan tujuan awal untuk membela agama Islam dari berbagai ancaman. Organisasi ini berlandaskan pada ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah yang moderat dan damai, serta menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, kebangsaan, dan keberagaman. 

Sejak awal berdirinya, NU sudah menekankan pentingnya kerjasama antara umat untuk menjaga kestabilan dan kemaslahatan bangsa.

Pada masa perjuangan kemerdekaan, NU turut berkontribusi besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan mengirimkan para santri dan ulama sebagai pejuang. 

Namun, di sisi lain, selama bertahun-tahun, NU seringkali diidentikkan dengan budaya patriarki yang menempatkan perempuan dalam posisi marginal.

Peran Perempuan dalam Gerakan NU

Pada kenyataannya, meskipun NU memiliki ribuan anggota perempuan, kontribusi perempuan NU dalam sejarah organisasi ini belum sekuat peran mereka dalam konteks sosial dan politik secara umum. 

Banyak perempuan NU yang sudah terlibat dalam kegiatan sosial dan dakwah, namun seringkali posisi mereka terpinggirkan atau dipandang sebagai pendamping daripada aktor utama dalam perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun