Mohon tunggu...
Raden Siska Marini
Raden Siska Marini Mohon Tunggu... Dosen - Manusia Profesional

Seorang manusia yang percaya bahwa pendidikan adalah jembatan menuju perubahan. Dengan semangat membara, ia bercita-cita untuk menjadi manusia yang bermanfaat, menginspirasi mahasiswa bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Selain mengajar, Siska aktif berkontribusi dalam berbagai proyek sosial dan penelitian, menjadikan setiap langkahnya penuh makna. Dalam dunia yang terus berubah, ia berkomitmen untuk membekali generasi masa depan dengan pengetahuan dan nilai-nilai yang kuat, sehingga mereka dapat berkontribusi positif bagi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perempuan NU : Bangkit untuk Kemaslahatan

3 Januari 2025   19:53 Diperbarui: 3 Januari 2025   19:53 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis : Raden siska MariniSumber : dok.pri Penulis

Namun, kita kini berada di masa yang berbeda. Dalam dekade terakhir, perempuan NU mulai bangkit dan menunjukkan eksistensinya yang lebih signifikan. Hal ini terlihat dari maraknya organisasi perempuan NU seperti Fatayat NU dan Muslimat NU, yang berperan aktif dalam pengembangan sosial, pendidikan, kesehatan, dan bahkan politik. 

Mereka tidak hanya aktif dalam kegiatan keagamaan, tetapi juga dalam membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan kesetaraan gender.

Menanggapi Seruan Kesetaraan dalam Islam

Dalam kaitannya dengan tema "Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat", salah satu titik penting yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana NU bisa menjadi pendorong kesetaraan antara pria dan wanita sesuai dengan ajaran Islam yang adil. Islam sejatinya menempatkan perempuan pada posisi yang mulia. 

Al-Qur'an dalam Surah An-Nisa' (4:32) menegaskan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa segala bentuk ketimpangan gender yang terjadi dalam masyarakat, termasuk dalam organisasi, bukanlah sesuatu yang diajarkan oleh Islam.

Sebagai bagian dari umat yang mendalami dan mengimplementasikan nilai-nilai agama, kaum pria NU harus mampu menumbuhkan pemikiran yang adil, bukan hanya dalam tindakan tetapi juga dalam cara berpikir. 

Pemahaman terhadap kesetaraan ini harus dimulai dari dalam diri mereka sendiri, dengan membangun kesadaran bahwa peran perempuan dalam kehidupan sosial dan agama sangat penting dan setara dengan kaum laki-laki.

Perempuan NU Harus Bangkit

Bersamaan dengan perayaan Harlah NU yang ke-102, saatnya bagi perempuan NU untuk lebih aktif dan berani menampilkan diri sebagai agen perubahan yang membawa maslahat bagi bangsa ini. Perempuan NU tidak lagi dapat berada di belakang layar. 

Mereka harus mampu menduduki posisi strategis dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam pendidikan, sosial, politik, maupun ekonomi. Kekuatan perempuan NU yang terdidik, terampil, dan berbasis pada nilai-nilai agama yang kuat akan mempercepat tercapainya Indonesia yang lebih baik, lebih sejahtera, dan lebih berkeadilan.

Bukan hanya perempuan yang perlu menyadari hal ini, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, khususnya kaum laki-laki NU, yang harus berkomitmen untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi perempuan dalam setiap keputusan dan tindakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun