Sumber yang lebih tepercaya dan valid: Buku dan artikel ilmiah yang ditulis oleh ahli di bidangnya memberikan pengetahuan yang lebih mendalam, telah melalui proses penelitian dan tinjauan yang ketat. Ini berbeda dengan ChatGPT yang hanya mengandalkan data yang telah dilatih sebelumnya dan tidak memiliki kemampuan untuk memperbaharui atau menilai kebenaran informasi secara langsung.
Diskusi manusia memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam: Berinteraksi langsung dengan manusia, terutama dengan mereka yang lebih berpengalaman, memberi Anda kesempatan untuk menggali lebih dalam suatu topik. Diskusi memungkinkan Anda untuk bertanya, mendapatkan klarifikasi, dan berdiskusi secara interaktif---sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh ChatGPT. Proses diskusi juga dapat membuka wawasan baru dan memperkuat pemahaman Anda.
Pemikiran kritis: Dalam membaca buku atau berdiskusi, kita dilatih untuk berpikir secara kritis. Kita belajar untuk mengevaluasi, menganalisis, dan menyaring informasi. ChatGPT, meskipun bisa memberikan jawaban yang bervariasi, tidak bisa melatih kita untuk berpikir kritis dengan cara yang sama.
Bahaya dan Keterbatasan ChatGPT
Di balik semua manfaatnya, ChatGPT juga memiliki keterbatasan yang perlu diwaspadai, dan bahkan ada potensi bahaya jika digunakan tanpa pemahaman yang bijaksana.
Misinformasi: ChatGPT mengandalkan data yang sudah ada untuk menghasilkan jawaban. Namun, model ini tidak selalu dapat membedakan mana informasi yang benar dan mana yang salah. Ini bisa menyebabkan penyebaran informasi yang keliru atau bias. Misalnya, dalam bidang medis atau ilmiah, informasi yang diberikan oleh ChatGPT bisa saja tidak akurat dan berbahaya jika diikuti tanpa verifikasi lebih lanjut.
Kurangnya Pemahaman Konteks: Meskipun ChatGPT bisa sangat canggih dalam menghasilkan teks, ia tidak memiliki pemahaman mendalam tentang konteks dan nuansa situasi tertentu. Hal ini bisa menyebabkan jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan spesifik Anda, atau bahkan bisa menciptakan kesalahan dalam interpretasi.
Ketergantungan pada Teknologi: Jika terlalu sering mengandalkan ChatGPT untuk brainstorming atau menyelesaikan masalah, kita mungkin kehilangan kemampuan untuk berpikir secara mandiri. Ketergantungan ini dapat mengurangi keterampilan kreatif dan pemecahan masalah kita.
Penelitian dan Teori yang Relevan
Dalam kajian terkait kecerdasan buatan (AI) dan penggunaannya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa AI dapat menjadi alat yang efektif dalam memperluas kapasitas kreatif manusia, terutama dalam konteks brainstorming.Â
Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al. (2019) dalam artikel mereka yang berjudul "Artificial Intelligence and Human Creativity: The Role of AI in Creative Processes" menunjukkan bahwa AI, termasuk model bahasa seperti ChatGPT, dapat mendukung kreativitas dengan memberikan inspirasi atau masukan yang tidak terduga. Namun, para peneliti juga menekankan pentingnya peran manusia dalam proses kreatif untuk memastikan kualitas dan relevansi ide-ide yang dihasilkan.