Kehidupan menyimpan beragam nuansa, ada duka, sedih, senang dan gembira. Kehidupan dan kematian, bagai dua tabir yang bersebrangan. Ada kecemasan, ketakutan hingga kegelisahan yang menyimpan trauma didalam diri manusia. Bagi seseorang dengan kemampuan pengelola emosi baik, tentu bukan masalah yang berarti.
Teruntuk seseorang dengan kemampuan mengendalikan emosi yang buruk, kecenderungan berbalik seratus delapan puluh derajat. Butuh benteng kesadaran diri, kemauan, lingkungan yang baik dan keimanan yang teguh. Yakinlah bahwa Tuhan tidak akan membiarkan umatnya mengalami sesuatu diluar batas kemampuannya.Â
1. STOP Menyalahkan diri sendiri
Hey, Kau tidak Bego, Kau hanya Down. Semua orang pernah ada dititik ini, bukan hanya Engkau. Nasi menjadi bubur adalah ungkapan kuno. Nyatanya, ada banyak nasi sintetis dari campuran pati ubi-ubian. Engkau mirip rasi bintang, jika sudutmu hanya satu poin, bagaimana menemukan titik sudut yang lain. Tidak ada rasi yang berdiri tunggal. Kesalahanmu bukan untuk diulang, tapi tak boleh terus diratapi.Â
2. Jangan Lukai diri Sendiri
Melukai dirimu bukan berarti tubuhmu berlumur luka, mesti diplester dan berdarah. Membuat dirimu melihat masa suram, disaat yang tidak tepat adalah pilihan buruk. Kau punya trauma kecelakaan dengan berlumuran darah, Ya jangan melihat film horror meskipun berdua dengannya. Menghindar tidak ada salahnya, jangan baku hantam lalu mengandalkan penenang.Â
3. MaafkanÂ
Bukan hanya masa lalu yang perlu dimaafkan, pengakuan akan kesalalahan diri perlu mendapat pintu maaf. Segala sesuatu ada masanya, marah pun ada ahkirnya. Mengapa kau membenci jiwa yang terluka? Membenci orang lain membuat dirimu sendiri terluka. Ketika membenci, Engkau terpaksa mengingat apa yang telah lalu. Pelahan tapi pasti, biar menguap tanpa berkas.Â
4. AbaikanÂ
Orang lain punya "pendapat" Engkau punya "pilihan". Memulai hidup baru bukan langkah mudah, abaikan saja semua yang bising. Tata ulang hidupmu, pedulikan apa yang perlu. Bukan mencetakmu menjadi pribadi tak acuh, hanya menunjukkan mana yang boleh dipikirkan dan dibiarkan.Â
5. Komunitas
Masuk dalam komunitas yang bisa membuatmu berkomunikasi. Dunia tidak selalu berpusat padamu, jangan mengharapkan itu. Perlu belajar memperhatikan orang lain, dibatas kemampuan diri. Latih dirimu di situasi yang baru. Berkawanlah dengan mereka yang tak segan menegurmu dan Engkau bisa meresponnya dengan baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H