Mohon tunggu...
Siska Dian
Siska Dian Mohon Tunggu... Lainnya - Melepas Penat

Freelancer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penguat Jiwa yang Sepi Pasca Depresi

15 Mei 2021   21:46 Diperbarui: 15 Mei 2021   22:02 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
images.everydayhealth.com

Kehidupan menyimpan beragam nuansa, ada duka, sedih, senang dan gembira. Kehidupan dan kematian, bagai dua tabir yang bersebrangan. Ada kecemasan, ketakutan hingga kegelisahan yang menyimpan trauma didalam diri manusia. Bagi seseorang dengan kemampuan pengelola emosi baik, tentu bukan masalah yang berarti.

Teruntuk seseorang dengan kemampuan mengendalikan emosi yang buruk, kecenderungan berbalik seratus delapan puluh derajat. Butuh benteng kesadaran diri, kemauan, lingkungan yang baik dan keimanan yang teguh. Yakinlah bahwa Tuhan tidak akan membiarkan umatnya mengalami sesuatu diluar batas kemampuannya. 

1. STOP Menyalahkan diri sendiri

Hey, Kau tidak Bego, Kau hanya Down. Semua orang pernah ada dititik ini, bukan hanya Engkau. Nasi menjadi bubur adalah ungkapan kuno. Nyatanya, ada banyak nasi sintetis dari campuran pati ubi-ubian. Engkau mirip rasi bintang, jika sudutmu hanya satu poin, bagaimana menemukan titik sudut yang lain. Tidak ada rasi yang berdiri tunggal. Kesalahanmu bukan untuk diulang, tapi tak boleh terus diratapi. 

2. Jangan Lukai diri Sendiri

Melukai dirimu bukan berarti tubuhmu berlumur luka, mesti diplester dan berdarah. Membuat dirimu melihat masa suram, disaat yang tidak tepat adalah pilihan buruk. Kau punya trauma kecelakaan dengan berlumuran darah, Ya jangan melihat film horror meskipun berdua dengannya. Menghindar tidak ada salahnya, jangan baku hantam lalu mengandalkan penenang. 

3. Maafkan 

Bukan hanya masa lalu yang perlu dimaafkan, pengakuan akan kesalalahan diri perlu mendapat pintu maaf. Segala sesuatu ada masanya, marah pun ada ahkirnya. Mengapa kau membenci jiwa yang terluka? Membenci orang lain membuat dirimu sendiri terluka. Ketika membenci, Engkau terpaksa mengingat apa yang telah lalu. Pelahan tapi pasti, biar menguap tanpa berkas. 

4. Abaikan 

Orang lain punya "pendapat" Engkau punya "pilihan". Memulai hidup baru bukan langkah mudah, abaikan saja semua yang bising. Tata ulang hidupmu, pedulikan apa yang perlu. Bukan mencetakmu menjadi pribadi tak acuh, hanya menunjukkan mana yang boleh dipikirkan dan dibiarkan. 

5. Komunitas

Masuk dalam komunitas yang bisa membuatmu berkomunikasi. Dunia tidak selalu berpusat padamu, jangan mengharapkan itu. Perlu belajar memperhatikan orang lain, dibatas kemampuan diri. Latih dirimu di situasi yang baru. Berkawanlah dengan mereka yang tak segan menegurmu dan Engkau bisa meresponnya dengan baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun