Penggunaan aspek konservasi air dapat berupa kegiatan daur ulang air, pemenuhan kebutuhan air bersih, pemanfaatan limbah air, maupun pemanfaatan air hujan di area gedung. Umumnya sistem konservasi air ini mempunyai bentukan yang flowing. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengalirkan air dan menangkap air hujan. Pembangunan sistem konservasi air tentunya disesuaikan dengan proporsi bentuk bangunan secara keseluruhan agar operasional dapat berjalan dengan normal.
4. Sumber dan Siklus Material
Aspek ini terbagi menjadi dua, yaitu untuk gedung baru dan gedung lama. Adapun sumber dan siklus material pada gedung baru, di antaranya:Â
(a) Refrigeran fundamental agar mengurangi penggunaan bahan dengan potensi kerusakan ozon,Â
(b) Penggunaan gedung dan material agar berkontribusi pada penumpukan limbah, serta meminimalisir penggunaan bahan mentah yang baru,Â
(c) Material ramah lingkungan, bertujuan untuk menurunkan jejak ekologi akibat proses produksi,Â
(d) Penggunaan refrigerant tanpa ODP, hinggaÂ
(e) Penggunaan bahan baku kayu yang bersertifikat untuk melindungi kelestarian hutan.Â
Sementara itu, untuk aspek sumber dan siklus material untuk gedung lama, salah satu contohnya seperti waste management policy. Hal ini memiliki tolak ukur dengan terbitnya surat pernyataan yang mengatur pengelolaan sampak dengan pemisahan sampah organik, anorganik, dan B3.
5. Kualitas Udara dan Kenyamanan Ruang
Aspek kualitas udata ini berkaitan erat dengan aspek indoor air health dan kenyamanan yang tidak hanya mencakup kualitas udara dalam ruangan, tetapi juga memiliki korelasi dengan kenyamanan sekaligus kesehatan pengguna gedung tersebut.Â