Mohon tunggu...
Siska Shapitri
Siska Shapitri Mohon Tunggu... Penulis - Kompasiana

Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Pementasan dalam Drama Ayahku Pulang

19 Maret 2022   20:43 Diperbarui: 19 Maret 2022   20:50 4981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Siska Shapitri

Pertunjukan Drama Tearter Dza'Izza realis dengan naskah yang berjudul "Ayahku Pulang" Karya Usmar Ismail yang di tampilkan pada tanggal 22 Agustus 2019 di Kampus Dza'Izza, Pondok Pesantren Daar el-Qolam 3 Kabupaten Tangerang.

Drama ini menceritakan seorang ayah yang meninggalkan anak dan istri nya ke luar negeri untuk berbisnis karna ayahnya keturunan keluarga yang kaya raya, berbeda dengan Ibunya yang keturunan keluarga miskin. 20 tahun kemudian, saat anak-anaknya sudah besar ia kembali kerumah istri dan anak-anak nya dengan keadaan seperti pengemis karna bisnisnya di luar negeri sudah bangkrut akibat kebakaran.

Saat ayahnya kembali kerumah istri dan anak-anaknya, tokoh anak pertama ini sangat menentang akan kembalinya sang ayah kedalam keluarga mereka yang meyakini bahwa selama ini ayahnya tidak bertanggung jawab. Hingga di akhir cerita, sang ayah yang tidak diterima oleh anak pertamanya pergi dari rumah tersebut dan sang ayah pun bunuh diri di sungai dekat rumahnya karna sudah tidak mempunyai apa-apa lagis. Mendengar kabar itu, sang anak pun menyesal dan merasa bahwa ia telah membunuh ayah kandung nya sendiri.

Dalam drama tersebut berlatar di ruang tamu yang di susun atau di dekorasi seperti rumah lama yang sederhana. Karna drama ini menggambarkan sebuah keluarga yang sangat sederhana sehingga latar disusun seperti rumah gubuk pada zaman dahulu dimana dalam panggung tersebut terdapat sebuah mesin jahit, meja makan yang terlihat sudah tua, serta kursi-kursi yang terlihat seperti kursi kayu di zaman dahulu. latar yang mereka tampilkan cukup baik untuk memberikan gambaran yang kuat bagi penonton tentang sebuah keluarga miskin yang berada di dalam rumah lama yang sederhana.

Pada awal pementasan, Musik dalam drama tersebut ditampilkan dengan sederhana dan cukup baik karna hanya menampilkan beberapa musik di adegan tertentu. Musik yang di tampilkan dalam drama ini lebih sering menampilkan lagu Takbiran Idul Fitri karna drama ini berlatar saat malam hari raya Idul Fitri dan musik inilah yang bisa menghanyutkan suasana penonton.

Selain musik takbiran yang bisa menghanyutkan suasana penonton, saat di menit-menit terakhir saat salah satu tokoh menyesal telah mengusir sang ayah, musik yang di sajikan begitu menggelegar hingga membuat penonton ikut merasakan kesedihan dan penyesalan yang di rasakan oleh tokoh tersebut.

Dalam pementasan tersebut, tokoh-tokoh yang berperan dalam drama itu sukses membuat penonton menangkap pesan dan pembelajaran dalam drama tersebut. Karna suara yang di tampilkan dalam drama tersebut cukup jelas dan kencang sesuai karakter masing-masing sehingga penonton dapat mudah memahami isi dan pesan dari drama tersebut.

Selain kelebihan-kelebihan yang di ucapkan di atas, ada beberapa kekurangan yang terdapat pada drama tersebut. Di antara nya lampu yang berada di panggung serta property yang digunakan dalam drama tersebut. Dalam drama tersebut, lampu yang digunakan menggunakan lampu berwarna kuning sehingga wajah tokoh-tokoh dalam drama tersebut kurang terlihat jelas. Begitu juga dengan property.

Property yang digunakan dalam drama tersebut pun kurang. Dalam drama tersebut ada adegan saat anak kedua mereka pulang bekerja dari tempat kerja nya yang cukup dibilang layak sebagai pekerja kantoran. Tetapi saat tokoh tersebut beradegan baru datang dari tempat kerja, tokoh tersebut tidak membawa tas kerja atau apapun yang menunjukan bahwa ia baru pulang bekerja.

Dan untuk selebihnya drama tersebut sangat layak untuk dinikmati dengan baik. Walaupun ada kekurangan dalam drama tersebut, tetapi kekurangan tersebut berhasil di tutup dengan penampilan yang sangat baik dari tokoh-tokoh tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun