Mohon tunggu...
Siska Safitri
Siska Safitri Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya adalar orang yang memiliki ke inginan yang gigih dan selalu mencoba banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

konten kreator di era digital

28 Juli 2023   22:39 Diperbarui: 29 Juli 2023   13:05 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini kita di era digital sekarang banyak terjadi perubahan-perubahan yang baru. Perubahan yang ada membuka peluang bagi para pengguna untuk mencoba hal-hal baru dan terbuka kepada dunia luar. Banyak masyarakat saat ini, mulai membuka diri pada hal-hal baru dan perlahan menyesuaikan diri dengan berkembangnya teknologi yang ada saat ini. Era digital, memberikan kemudahan dan fasilitas manusia untuk melakukan aktivitas atau mobilisasi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kemudahan yang di dapat dari perkembangan teknologi digital adalah kebebasan dalam berkreatifitas atau menuangkan ide pikiran.
Secara sederhana, content creator bisa diartikan sebagai orang yang membuat konten yang bisa mengekspresikan diri. Konten yang mereka buat disebar ke berbagai platform media sosial yang tersedia, seperti YouTube, Instagram, atau Facebook. konten kreator juga di tuntut sebagai orang yang memiliki kreatif yang tinggi agar bisa menghibur banyak penonton. dari sinilah awal mula para konten kreator yang hanya memiliki tujuan nilai jual saja yang di perhitungkan tidak memfikirkan aspek edukasi dan konsekuesnsi yang ada. menjadi konten kreator memanglah bukan hal yang mudah akan tetapi menjadi konten kreator kita juga harus bisa jauh lebih aware memikirkan bagian aspek hal yang tidak merugikan untuk diri sendiri dan oarang yang menonton.
Konten creator yang tidak bermoral
Konten creator yang memiliki nilai kreatif yang tinggi Sebenarnya hal tersebut sama baiknya, tetapi ada oknum-oknum yang ingin mendapat perhatian dalam waktu singkat dengan cara yang kurang benar, yaitu dengan cara membuat sensasi yang akhirnya malah merusak nama baiknya. Contohnya pada tahun 2020, Ferdian Paleka, seorang youtuber yang membuat  konten prank sembako berisi sampah yang menjadi viral dan dikecam banyak orang sehingga Ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan baru-baru ini ada salah seorang selebgram yang diketahui kabur dari karantina COVID-19 yang disinyalir dibantu oleh oknum TNI padahal Ia baru saja sampai di Indonesia dari luar negri. Hal-hal seperti ini seharusnya tidak terjadi bila seluruh masyarakat Indonesia memiliki moral, kesadaran yang tinggi, dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya. Maka, peristiwa semacam ini harus ditindak tegas oleh pihak yang berwenang, karena bila diberi keringanan, maka mereka tidak akan jera dan ada kemungkinan untuk mengulangi kembali tindakan tersebut.
Kemudahan mengakses media sosial memang tidak bisa dipungkiri hari ini sudah bisa dilakukan oleh anak Sekolah Dasar. Distraksi media sosial pun setidaknya cukup bisa mengalihkan banyak orang dari produktivitas mereka jika hanya menggunakan media sosial hanya untuk mengonsumsi konten orang lain. Bahkan, media sosial pun bisa menjadi ancaman bagi keselamatan data pribadi kita. Bagaimana tidak, sudah banyak sekali kasus soal kebocoran data pribadi di beberapa media sosial yang tentunya bisa mengusik privasi penggunanya. kemudahan dalam berkonten di era digital sekarang sangat lah mudah, mulai dari mengupload dalam durasi pendek di tiktok, maupun melalui video panjang melalui youtube, semua orang bisa menjadi konten kreator dan juga dapat di akses dengan mudah oleh siapapun. Kemudahan tersebut membawa keuntungan sendiri bagi content creator dan pengguna jika konten yang disuguhkan memang memiliki nilai dan hal yang mengedukasi.
Menjadi Konten creator yang baik
Menjadi konten creator yang baik tidak lah mudah bukan hanya membuat video yang mengandung unsur edukasi nya saja yang harus di buat akan tetapi menjadi konten creator yang dapat dan mudah di terima oleh para penikmatnya juga harus bisa mengerti para konsumen yang mereka inginkan, sehingga dalam menjadi konten creator yang baik kita juga harus dapat bebas berkreasi dengan ciri khasnya akan tetapi tidak lupa dengan aspek nilai yang baik yang di titipkan di video yang di bawakan.
Menjadi konten creator yang baik juga kita harus bisa meminimalisir tingkat  kerugian yang ada, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. sudah banyak konten creator yang menerapkan bukan hanya membuat konten yang monoton tentang edukasi saja, bahkan bisa di selimuti dengan adanya komedi di dalam nya. salah satunya konten creator yang membawakan nya adalah mak bety, membungkus koneten edukasi dengan komedi memunculkan beberapa tokoh atau kejadian yang bertujuan untuk diambil hikmah dan pembelajaran yang tersirat di dalam video nya akan tetapi di selimuti dengan komedi yang dapat dinikmati oleh para penonton nya. Dari sini kita dapat simpulkan menjadi konten creator tidak lah mudah bukan hanya memandang dari segi insight penonton saja yang di perjual belikan akan tetapi harus ada aspek edukasi ataupun pembelajaran yang bisa dapat di ambil dari setiap video yang di tonton, ini adalah tolak ukur keberhasilan pembuatan konten. untuk bisa mencapai sebuah keberhasilan konten dapat di lihat dari dampak kebaikan yang di peroleh dan di dapat untuk para penonton video.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun