Mohon tunggu...
Susilawati
Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Usia Pencarian Jati Diri Korban Cuci Otak Organisasi Teroris

5 April 2021   21:35 Diperbarui: 5 April 2021   21:35 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Tugas pemerintah adalah mengelola negara yang berfungsi menjaga, melindungi dan mencerdaskan bangsanya dengan cara semua lembaga/kementerian harus bergerak tepat dan bisa menjalankan fungsi dan perannya dengan baik. Saatnya pemerintah Indonesia memperhatikan akses layanan kesehatan mental bagi generasi muda, mengingat di era digital seperti sekarang membutuhkan pengawasan yang lebih ketat terhadap penyebaran konten-konten sensitif di media sosial (medsos). Layanan konsultasi berbasis teknologi informasi harus terus diperkuat dengan mendorong kerjasama antara perusahaan media sosial dengan lembaga non profit untuk dapat membantu mengembangkan kreatifitas anak berfokus pada karya agar waktu mereka terus terisi dan tidak berpikir hal lain yang negatif. Kemudian organisasi kemasyarakatan di wilayah lainnya juga dapat terlibat lebih dalam untuk sesi konsultasi berbasis medsos dengan menyebar luaskan poster di berbagai kanal termasuk FB, twitter, instagram, youtube. Dengan diadakan konsultasi kesehatan mental yang dilakukan secara daring dengan  menampilkan mereka yang sudah terbantu dengan fasilitas ini (KPAI/Kominfo). Kementerian pariwisata dapat memproduksi film pendek tentang seorang pemuda dalam mengatasi depresi dengan menggunakan fasilitas konsultasi chatting yang dilanjutkan dengan sesi tatap muka secara langsung dengan tenaga profesional. Kementerian pemberdayaan perempuan dan lembaga KPAI bisa mensinergikan pada upaya perempuan/kaum ibu sebagai pembentuk dan memberi ruang yang baik bagi tumbuh kembang putra/i mereka. Sangat diperlukan upaya dari keluarga masing-masing bertanggung jawab terhadap perilaku anak hingga dewasa karena orangtua, orang yang paling utama dan netral dalam hal ini. Bisa merasakan perbedaan terhadap perubahan perilaku remaja karena perasaan orangtua mampu merasakan apa yang terjadi pada anak-anak mereka walau tidak terlihat dengan mata. Apalagi jika masih tinggal dalam satu rumah, lebih bisa mengamati tingkah laku remaja setiap saat, apakah mereka melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi, patut dicurigai dan diwaspadai. Orangtua lebih mudah merasakan, apalagi jika selama ini orangtua sudah peduli terhadap perkembangan dan tidak ingin hal-hal buruk menimpa mereka, karena jika sudah terjadi tiada guna penyesalan.

Dengan begitu upaya deteksi dini terhadap perilaku anak bisa dicegah lebih dulu oleh keluarga, jika setiap keluarga sadar dan peduli terhadap hal ini maka akan terminimalisir tindakkan bom bunuh diri yang dilakukan oleh remaja sebagai masa depan bangsa. Dikhawatirkan sudah banyak remaja usia pencarian jati diri terdoktrin oleh organisasi teroris, hanya tinggal menunggu giliran digerakkan. Semoga pemerintah dapat mendeteksinya dari sisi lingkungan lebih luas/publik, di sisi lain orangtua sudah turut mendeteksi dari lingkungan keluarga, dengan demikian tindakkan bom bunuh diri dapat tercegah.

Secara umum orang melihat masalah besarnya ada pada teroris, padahal masalah besarnya ada pada kurangnya atau tidak berfungsinya peran dan fungsi pengawasan orangtua, lingkungan dan pemerintah untuk menyelamatkan hidup anak-anak/remaja sebagai masa depan bangsa.

Sejatinya masyarakat  sadar dan paham bahwa kematian dengan cara demikian tidak dibenarkan dalam agama manapun, mati dengan mengatasnamakan perjuangan menegakkan syariat, maka ia sudah melakukan dua perkara berat yaitu membunuh orang lain dan menggunakan simbol agama tertentu dalam melancarkan kejahatannya, dan bisa pula pada akhirnya digunakan sebagai alat politik bagi orang yang tidak bertanggung jawab.

Mari keluarga Indonesia, mulai melakukan upaya kontrol ekstra terhadap perilaku putra/putri kita agar mereka bisa tumbuh dengan fisik dan psikis yang lebih sehat. Fisik dan psikis yang sehat, menyulitkan terpengaruh oleh orang asing dan paham asing. Jangan sia-sia kehidupan duniawi, jika tertata baik sebagai bekal kehidupan selanjutnya di akhirat. Karena ketentuan bagaimana di akhirat itu ditentukan bagaimana mengelola kehidupan duniawi, bermanfaatkah untuk kehidupan banyak orang atau sebaliknya, itulah yang dituai.

Terus jalin komunikasi dengan baik dan teratur kepada remaja usia pencarian jati diri sebagai syarat fungsi dan peran orangtua, sebagai alarm dan penyemangat bagi mereka agar terus berada di jalan yang benar sebagaimana mestinya sebuah kehidupan dijalankan. Sebab jika terjadi sesuatu yang merugikan, yang merasa sangat bersalah dan terbebani adalah orangtua, karena sudah lebih tahu tapi tetap terjadi kelalaian. Terus menjaga hubungan tetap hangat agar anak-anak peduli dan mau mendengarkan pesan/nasihat orangtua sebagai bekal melanjutkan kehidupan, hanya butuh kerendahan hati bahwa sebagai orangtua tidak perlu menempatkan diri terlalu tinggi di atas mereka, jadikan mereka sahabat, akan lebih ringan, mudah dan membahagiakan.
#IndonesiakuDamai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun