Mohon tunggu...
Susilawati
Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pilkada dalam Situasi Wabah Covid-19

25 September 2020   06:00 Diperbarui: 25 September 2020   06:02 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wabah virus corona atau corona virus disease 2019 (Covid-19) sebagai bencana global yang dirasakan negara-negara di dunia termasuk Indonesia, membuat keadaan benar-benar berubah drastis. Dari pola hidup masyarakat sebagai makhluk sosial yang bebas melakukan aktivitas di luar rumah dan berkumpul dengan banyak orang yang merupakan kebahagiaan tersendiri bagi setiap individu.

Saat ini justru harus dihindari agar terhindar dari terinfeksi virus atau bahkan menjadi penyebar virus disadari atau tidak karena sangat mudah menular.

Jika terpaksa harus keluar rumah wajib menggunakan masker serta menghindari kerumunan orang dan harus menjaga jarak (Physical Distancing).

Telah ditetapkannya 9 Desember 2020 pemilihan kepala daerah (pilkada) bagi 270 daerah Provinsi/Kabupaten di seluruh Indonesia yang sudah terjadwalkan oleh pemerintah walau situasi wabah virus masih tinggi. Yang berakibat dalam pelaksanaan pemilu demokrasi, giat mengumpulkan orang tersebut yang menjadi elemen penting bagi upaya pemenangan calon kepala daerah (cakada) harus ditiadakan.

Sudah hampir delapan bulan wabah Covid-19 melanda Indonesia bukan semakin menurun angka orang terinfeksi virus ataupun korban meninggal dunia justru setiap hari adalah sebagai record tertinggi.

Keadaan inilah yang menjadi dasar bagi penyelenggara pemilu (KPU/KPUD) untuk mengatur teknis pelaksanaan pilkada mulai dari kampanye dan saat memilih, karena pada dua kegiatan tersebut umumnya dilakukan pengumpulan massa dalam jumlah besar. Jika sudah berkumpul orang dalam jumlah banyak maka akan terpengaruh oleh sikap euforia yang tidak disadari menyulitkan untuk disiplin menjaga jarak.

Oleh karena itu diambil sebuah kebijakan tegas yang disesuaikan dengan keadaan riskan wabah karena pilkada tetap harus dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam rangka menjaga hak konstitusi bagi setiap orang untuk memilih dan dipilih.

Diharapkan upaya yang dilakukan berfokus disiplin prokes Covid-19 agar tidak berdampak semakin buruk seperti yang dikhawatirkan.

Inti dari PKPU nomor 13 tahun 2020 yang baru dikeluarkan tersebut bisa dilihat di sini

Aturan tersebut jika diperhatikan dengan seksama adalah upaya dalam meningkatkan kualitas proses demokrasi pada situasi Covid-19, di mana cakada harus berupaya keras menampilkan program kerja yang menarik minat masyarakat, dengan keyakinan penuh pula untuk mewujudkannya.

Program yang ditawarkan menjadi kekuatan dalam pilkada dan berdampak mencerdaskan demokrasi. Demokrasi yang cerdas otomatis diikuti oleh output yang diharapkan/menang dengan cara yang berkualitas dengan outcome yaitu kesejahteraan masyarakat.

Pada akhirnya dapat mengembangkan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).

Dalam situasi berat seperti ini dituntut terus semangat selalu tinggi untuk mendukung proses demokrasi berjalan baik dan lancar serta fair. Harapannya cakada yang didukung partai Demokrat menang banyak karena menghadirkan kader-kader terbaik. Akan menjadi minat dan perhatian rakyat jika cakada berfokus pada program pelestarian lingkungan.

Jika di setiap kota dibangun hutan-hutan atau taman kota yang menarik penuh dengan berbagai tanaman dan  pepohonan (menanam satu pohon sama dengan menanam satu kehidupan), maka tata ruang kota menjadi lebih bagus, sejuk asri, biasanya akan diikuti munculnya jenis burung, belalang, capung, kupu-kupu syukur-syukur jika muncul kunang-kunang di malam hari.

Bahwa hidup tidak selalu tentang untung rugi materi, ketenangan dan keseimbangan hidup dengan alam lebih mudah melahirkan  karya dan produktivitas. Melestarikan lingkungan adalah kehormatan terbesar bagi kehidupan.

Masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang sangat peduli dan mencintai kelestarian lingkungan, karena akan tercipta suasana damai yang tidak dapat dibeli dengan uang karena memiliki nilai warisan yang sangat mahal bagi kemanusiaan.

Mari kita sambut pilkada 9 Desember 2020 dengan antusias, disiplin prokes Covid-19 menjadi pedoman bagi semua agar proses demokrasi berjalan sebagaimana yang diharapkan. Dengan keyakinan penuh dan benar bahwa semua dapat dilalui dengan baik serta terpilih pemimpin amanah yang handal dan dapat mengubah kehidupan menjadi lebih berkualitas di semua sisi.

Jakarta, 25 September 2020.
Dr. SusiLawati M.Han
Wakadep Luar Negeri dan Keamanan Nasional DPP PD.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun