Mohon tunggu...
Susilawati
Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Politik Praktis Demokrasi Dilihat Secara Komprehensif Meminimalisir Konflik

28 Juni 2020   18:00 Diperbarui: 28 Juni 2020   18:05 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Begitu juga dengan partai yang selalu kedepankan kehati-hatian mengikuti rule konstitusi dalam membuat setiap kebijakan yang menyentuh rakyat, misalnya dalam situasi covid-19 memberikan perhatian besar kepada masyarakat Indonesia dalam macam bentuk bantuan apakah pangan, pengobatan, support dan lain-lain  maka ia akan menuai hasil dari apa yang telah dilakukan tersebut dan dapat menarik simpati rakyat. Semua itu tinggal pilihan dari setiap partai politik untuk melakukan apa yang terbaik bagi suksesnya partai politik tersebut masing-masing.

Di era demokrasi setiap orang bebas merefleksikan kebebasan berpendapatnya tetapi tidak lupa ada kebebasan berpendapat orang lain yang harus dijaga dan dihormati. 

Hidup dalam sebuah negara,  kita tidak bisa bertindak dan berperilaku sebebasnya tanpa batas, karena ada aturan yang mengikat dan harus dijalankan bersama, otomatis membatasi kebebasan masing-masing individu dalam arti tidak makar, tidak kriminalitas, tidak hoax, tidak menyerang pribadi orang/personal, tidak fitnah memicu ribut/gaduh/konflik yang akhirnya harus dipertanggung jawabkan di depan hukum dan merepotkan diri sendiri serta keluarga (malu).

Jika bisa belajar di alam demokrasi dengan cara saling menginspirasi, mengapa harus memilih cara-cara rumit yang dampaknya rumit untuk diri sendiri (apa yang diucapkan adalah cermin sebenarnya tentang siapa diri kita), tidak harus terbentur hukum baru sadar.  

Karena Indonesia adalah rumah kita bersama, mari kita jaga dan lindungi, jika bukan di Indonesia mau kemana lagi, jika negeri ini berubah menjadi negara lain, tentu kita tidak mau menjadi budak yang dikendalikn asing di tanah airnya sendiri.

Semoga sebagai warga negara yang diikat oleh rasa kebatinan yang sama, bahwa semua rakyat Indonesia yang berjumlah 270 juta (penduduk terbesar ke empat di dunia) walau beda agama, beda ras, beda pilihan, beda partai politik adalah saudara sebangsa, mereka bukan musuh kita, jika menghadapi saudara yang tidak sepaham bukan berarti kita harus melukai mereka tetapi  bagaimana persoalan terselesaikan namun negara tidak terpecah/terbelah, di situlah ujian bangsa besar ini, bangsa Indonesia.

Jakarta, 28 Juni 2020.
Dr. SusiLawati M.Han.
Wakadep Luar negeri & Keamanan Nasional DPP PD.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun