Mohon tunggu...
Susilawati
Susilawati Mohon Tunggu... Dosen - Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Penggiat Medsos. Sadar Berbangsa dan Bernegara. Jadilah pemersatu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersatu Menangkal Serangan Wabah Covid-19 dalam Melindungi Negara

20 Juni 2020   10:00 Diperbarui: 20 Juni 2020   10:12 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seluruh komponen bangsa (Pemerintah, swasta, pengusaha, aktivis, partai politik dan masyarakat) berupaya agar dapat melawan situasi ini, dapat menekan jumlah korban meninggal dan dampak buruk lainnya. Dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian pemahaman dari semua komponen bangsa dan memakan waktu, sejatinya tidak membuang energi banyak dengan percuma karena saling membenturkan pandangan dan pendapat yang berbeda, spiritnya harus duduk bersama, singkirkan ego masing-masing antar pemangku kepentingan. 

Walau sudah paham masih dibutuhkan waktu untuk koordinasi agar tepat sasaran, sementara wabah terus menyerang. Kedepankan spirit segera keluar dari masalah/situasi pelik ini. Terbaik adalah dapat diatasi dengan cepat dan tepat, agar tidak meluas ekses buruknya dan semakin melemahkan masyarakat Indonesia.

Dalam pasal 30 ayat 1, UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Hal ini dimaksudkan agar seluruh komponen bangsa bersatu bahu membahu, bergandengan tangan dan bergotong royong  menghadapi serangan covid-19 yang telah merugikan manusia baik secara fisik, psikis maupun material. 

Sikap membantu, saling mengisi kekosongan dan kelemahan komponen bangsa untuk berpegang teguh dalam prinsip-prinsip keamanan dan bahaya yang ditimbulkan oleh serangan covid-19. Harus dibangun dan dibentuk karakter siaga, menyiapkan kekuatan fisik dan mental warga negara yang kokoh, kuat, berani, mandiri dan bertanggung jawab sehingga dalam menghadapi situasi sulit tak terduga seperti ini akibat wabah corona dapat diminimalisir dampak buruknya.

Kondisi negara dirasakan cukup mengkhawatirkan dan membingungkan, bukan semata akibat virus tersebut bagi jiwa manusia tetapi ekses buruknya bagi kehidupan sosial serta ekonomi yang semakin berat. Di satu sisi rakyat tidak percaya kepada pemerintah yang mengakibatkan tidak efektifnya kebijakan yang dilakukan terkait upaya penanganan situasi ini. 

Pemerintah harus dominan melakukan publikasi yang dilakukan dalam memberikan dorongan semangat dan kondisi kejiwaan rakyat dalam upaya melawan covid-19 agar tercapai tujuan yang diinginkan oleh seluruh komponen bangsa, baik yang sedang melakukan aktivitasnya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya maupun dalam berpartisipasi aktif dalam upaya perlawanan terhadap wabah covid-19 yaitu bagi para tenaga medis utamanya. Dengan melakukan pertolongan yang tepat waktu, tepat tempat, tepat tindakan maka akan efektif upaya yang dilakukan untuk menolong korban terinfeksi covid-19, karena saat ini tenaga medis adalah garda terdepan dalam menyelamatkan kesehatan dan jiwa manusia.

Di sisi lain ada masyarakat yang memiliki keyakinan bahwa serangan virus adalah kehendak yang Kuasa, oleh sebab itu tidak perlu cemas karena akan hilang dengan sendirinya sesuai kehendak yang Kuasa, kemudian pertanyaannya sampai kapan harus dihadapi manusia? Tentu tidak menunggu lebih banyak korban berjatuhan, manusia memiliki kewajiban untuk berikhtiar menyelamatkan jiwanya masing-masing serta berusaha terhindar dari virus corona agar kehidupan ke depan semakin baik dan berkualitas. 

Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika bukan kaum itu sendiri yang mengubahnya, dalil ini sangat jelas kita ketahui bersama bagi pemeluk agama islam khususnya. Sudah diberi aqal dan pikiran oleh sang pencipta hidup dan kehidupan, maka itu adalah yang terbaik dalam menghadapi situasi sulit.

Walau sudah berusaha maksimal namun keadaan masih belum pulih, sudah semakin banyak masyarakat beraktivitas di luar rumah untuk mencari nafkah. Dibutuhkan disiplin kuat setiap orang untuk melakukan protokol kesehatan covid-19, sehingga perilaku ini  menjadi kebiasaan dan pola baru bagi tatanan kehidupan manusia. Berdamai dengan diri sendiri akan memudahkan menyikapi keadaan dalam arti paham mana hal yang harus dilakukan dan mana yang harus dihindari.

Ini yang disebut dengan new normal atau normal baru walau tidak harus  dideklarasi resmi oleh pemerintah, memaksa manusia hidup lebih sadar dan disiplin physical distancing (jaga jarak) di ruang publik utamanya dan hati-hati, lebih tertata baik pola hidupnya karena harus mengutamakan menjaga kebersihan fisik, sering cuci tangan dan gunakan sanitizer, selalu gunakan masker, olahraga, menjaga asupan gizi agar tubuh selalu fit tidak mudah terkena virus, mengecek suhu tubuh dan seterusnya, apalagi saat ini ruang-ruang publik seperti kantor, mal sudah mulai buka dan wajib disiplin protokol covid-19.

Sebagai bangsa besar yang dianugerahi negara besar, laut yang luas, kaya biodiversity, keanekaragaman seni, budaya, etnik, adat, ras, agama, bahasa sejatinya ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilindungi dalam arti spirit bhineka tunggal ika menjadi komitmen kuat agar tetap kompak menjaga persatuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun