[caption id="attachment_289685" align="aligncenter" width="300" caption="Nyala Api Dari Gasifier Untuk Pengering Bentonite"]
Menurut pria yang pernah bekerja sebagai karyawan PT Perkebunan Negara ini, banyak keuntungan yang bisa diperoleh dengan mengkonversi bahan bakar fosil ke bahan bakar biomassa, yakni:
1.Tidak perlu risau akan ketersediaan sumber energi, karena selama kegiatan pertanian masih ada, sumber energi Biomassa pun juga akan selalu tersedia.
2.Tidak perlu galau akan kenaikan harga BBM yang semakin tinggi. Biomass yang dipakai adalah residu pertanian yang harganya jauh lebih murah dibanding bahan bakar fosil.
3.Tidak menimbulkan efek gas rumah kaca, karena karbondioksida yang diemisikan pada pembakaran biomassa adalah karbbondioksida netral (akan diabsorb lagi oleh tanaman hijau yang ditanam pada siklus penanaman berikutnya).
4.Hasil samping proses gasifikas berupa abu biomassa dapat digunakan lagi sebagai pupuk organik.
[caption id="attachment_289684" align="aligncenter" width="300" caption="Ir. Slamet Sulaiman Bersama Salah Satu Karyanya (Boiler)"]
Walaupun telah mendesain banyak karya yang mendukung konversi energi ke sumber energi terbarukan, namun Pak Slamet bukanlah dewa. Agak mustahil rasanya jika hanya berharap pada kedua tangan seorang Pak Slamet untuk memaksimalkan konversi energi setuntas-tuntasnya. Masih dibutuhkan dukungan dari banyak pihak; peneliti, pemerintah, investor untuk memanfaatkan karunia Tuhan di bumi Indonesia berupa lahan agraris yang berlimpah ruah sebagai alternatif sumber energi masa depan.
Didedikasikan untuk ayah kandung saya yang sangat mencintai ilmu pengetahuan, Ir. Slamet Sulaiman.
Referensi untuk definisi Biomassa:
biomassenergycentre.org.uk
Foto:
Koleksi Ir. Slamet Sulaiman
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI