Mohon tunggu...
Sisiliya Putri A
Sisiliya Putri A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Saya seorang mahasiswa semester 4 yang memiliki hobi menulis puisi dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Dakwah Digital: Evolusi Penyiaran Islam di Era Modern

7 Januari 2025   18:46 Diperbarui: 7 Januari 2025   18:46 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber; https://images.app.goo.gl/tGaLM9Go5oALcmVq6)

Dalam lanskap komunikasi yang terus berkembang pesat, Islam juga mengalami transformasi dalam cara penyebaran ajarannya. Dakwah, sebagai upaya menyebarkan ajaran Islam, kini telah bertransformasi dari pendekatan tradisional ke ranah digital. Artikel ini akan mengulas bagaimana komunikasi penyiaran Islam telah berevolusi seiring dengan perkembangan teknologi, serta fenomena-fenomena menarik yang menyertainya.

Dari Mimbar ke Layar Sentuh

Dahulu, dakwah dilakukan secara langsung melalui khotbah di masjid, pengajian, atau pertemuan-pertemuan keagamaan. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, dakwah kini merambah ke berbagai platform digital seperti YouTube, Instagram, TikTok, dan media sosial lainnya. Para dai (pendakwah) kini dapat menjangkau audiens yang jauh lebih luas dan beragam tanpa batasan waktu dan ruang.

Fenomena Menarik dalam Dakwah Digital

-Micro-Influencer Dakwah: Munculnya sosok-sosok influencer di media sosial yang fokus pada konten keagamaan. Mereka seringkali adalah generasi muda yang mampu menyampaikan pesan-pesan Islam dengan gaya yang lebih kekinian dan relevan dengan minat audiens muda.

-Dakwah Melalui Hiburan: Banyak konten kreator yang menggabungkan unsur hiburan dengan dakwah. Misalnya, melalui lagu religi, animasi, atau sinetron yang mengangkat tema-tema keislaman. Pendekatan ini terbukti efektif menarik minat generasi muda yang lebih menyukai konten yang menghibur.

-Live Streaming Dakwah: Platform live streaming seperti Instagram Live dan YouTube Live memungkinkan interaksi langsung antara dai dan audiens. Hal ini menciptakan pengalaman yang lebih personal dan memungkinkan audiens untuk mengajukan pertanyaan secara langsung.

-Tantangan Agama di Media Sosial: Selain konten positif, juga muncul konten-konten yang menyimpang atau bahkan menyesatkan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para dai dalam menyaring informasi dan memberikan penjelasan yang benar.

-Komunitas Online: Berbagai komunitas online berbasis agama tumbuh subur di media sosial. Komunitas ini menjadi wadah bagi umat Islam untuk berdiskusi, berbagi ilmu, dan saling mendukung.

Dampak Positif Dakwah Digital

-Aksesibilitas: Dakwah menjadi lebih mudah diakses oleh siapa saja dan di mana saja.

-Diversitas: Konten dakwah yang beragam memungkinkan setiap individu menemukan gaya dakwah yang sesuai dengan preferensinya.

-Efektivitas: Dakwah digital dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan memberikan dampak yang lebih cepat.n-teraktivitas: -Adanya interaksi antara dai dan audiens memungkinkan terciptanya hubungan yang lebih kuat.

Tantangan Dakwah Digital

-Misinformasi: Penyebaran informasi yang tidak akurat atau menyesatkan dapat merusak citra Islam.

-Radikalisme: Platform digital dapat dimanfaatkan oleh kelompok radikal untuk menyebarkan paham-paham yang ekstrem.

-Kualitas Konten: Tidak semua konten dakwah di media sosial memiliki kualitas yang baik dan mendalam.

-Kecanduan Gadget: Penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengalihkan perhatian dari ibadah dan aktivitas produktif lainnya.

Kesimpulan

Dakwah digital telah membuka babak baru dalam penyebaran Islam. Namun, di balik segala kemudahan dan peluang yang ditawarkan, juga terdapat tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu, diperlukan upaya bersama dari para dai, ulama, dan seluruh umat Islam dalam memanfaatkan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab.

Saran

-Literasi Digital: Penting bagi umat Islam untuk memiliki literasi digital yang baik agar dapat menyaring informasi yang benar dan menghindari hoaks.

-Konten Berkualitas: Para dai perlu terus meningkatkan kualitas konten dakwah mereka agar lebih menarik dan relevan dengan kebutuhan audiens.

-Kerjasama: Perlu adanya kerjasama antara para dai, ulama, pemerintah, dan platform digital untuk menciptakan ekosistem dakwah digital yang sehat dan produktif.

-Moderasi Beragama: Dakwah harus disampaikan dengan cara yang moderat, toleran, dan menghargai keberagaman.

Kata Kunci: dakwah digital, komunikasi penyiaran Islam, media sosial, influencer, micro-influencer, konten kreatif, tantangan dakwah, literasi digital.

REFERENSI

Ilaihi, W. (2010). Komunikasi Dakwah. Bandung: Rosdakarya.

Kusnawan, A. (2004). Komunikasi dan Penyiaran Islam. Bandung: Benang Merah Press.

Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2009). Teori Komunikasi (Diterjemahkan oleh M. Y. Hamdan). Jakarta: Salemba Humanika.

Penyampaian Dakwah Islam di Media Sosial Bagi Generasi Z (https://ejournal.iainh.ac.id/index.php/alinsan/article/download/190/138)

Komunikasi Penyiaran Islam (https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/komunike/article/download/4561/1854/12100)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun