Mohon tunggu...
Hasna A Fadhilah
Hasna A Fadhilah Mohon Tunggu... Administrasi - Tim rebahan

Saya (moody) writer. Disini untuk menuangkan unek-unek biar otak tidak lagi sumpek.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Humor Tarawih: Orangtua Kepayahan Versus Anak-anak yang Gembira

11 Mei 2020   21:48 Diperbarui: 11 Mei 2020   22:02 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyoal rakaat sholat tarawih, saya tak pernah memusingkan sebelas atau dua tiga. Kalau masjid dekat rumah rakaatnya agak banyakan, saya ngikut. Kalau yang dekat kos sekarang, lebih sedikit rakaatnya, saya juga nggak masalah. Toh, yang terpenting sebelum tarawih, mereka sediakan takjilnya, hehe..

Tapi, pernah ketika saya magang di desa semasa kuliah dulu, saya merasakan betul sholat dua tiga rakaat namun serasa hanya sekejapan mata. Secara ringkas, perandaiannya seperti semua bacaan salat, dari surat Al Fatihah hingga kelanjutannya dibaca dalam satu nafas. Saya sendiri hampir bingung, ini ibadah atau olahraga. Yang lebih kasihan lagi adalah orang-orang tua yang ikut jamaah. Sang imam sudah mau sujud, eh si simbah baru selesai ruku'. Giliran eyangnya mau mengucap salam, pemimpin sholatnya sudah akan memulai rakaat baru lagi. Betul-betul dilema! Hal itu terlihat jelas sekali dari raut mukanya dan gerak bibirnya yang terengah-engah mengatur nafas serta suara.

Berbeda dengan para senior yang kelewahan menikmati ibadah sunnah bulan Ramadan, anak-anak di kampung tersebut justru sebaliknya, semangat mereka empat lima. Penyanyi-penyanyi paduan suara bisa dibilang kalah tangga nada. Apa soal? Mereka selalu mengucap amin dengan lantang, lagaknya pun sudah menyentuh oktaf tertinggi pula! Duh, dinding musala langsung bergetar dibuatnya.

Bahkan beberapa anak kecil selalu sigap menarik lengan orangtuanya untuk segera bangun dan berdiri menegakkan salat berikutnya. Yang menggemaskan, ada oknum-oknum krucil disana yang suka sekali berlari-lari, lalu saat Al Fatihah selesai dibaca, ia akan menengadahkan kepala di hadapan orang-orang dewasa dan sengaja mengucapkan amin sekencang-kencangnya. 

Tak heran, kebiasaan para sesepuh tadi bila tarawih usai, mereka tanpa babibu langsung menyelonjorkan kaki, melakukan pijat pribadi, terus geleng-geleng kepala.  

Untung saja, banyak dari orang tua di sana tidak mengeluhkan encok, hanya sekadar pening kepala karena hampir pecah gendang telinga, hahaha...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun