Kekakuan para orangtua seperti ini yang harusnya tidak lagi dipelihara. Tiap anak kan lahir dengan potensi berbeda. Seharusnya ayah dan ibu dapat melihat situasi tersebut dengan pemikiran terbuka. Baca minat dan potensinya, arahkan dengan baik, dan jadikan sekolah sebagai lingkungan yang akan mendukung mereka menjadi pribadi yang lebih baik, bukan sebagai tempat simbolisme kebanggan orangtua semata, tanpa memperhatikan kemampuan anak-anak.Â
Dan perlu diingat juga, nilai memang menjadi indikator prestasi anak, tapi memberikan beban terlalu tinggi pada anak untuk selalu mendapatkan nilai sempurna bukanlah hal yang bijak. Terkait hal ini, sebagai anak 'yang dilepas' dan tidak pernah dibebani standar kelas atas orangtua, saya mengakui justru lebih menikmati masa sekolah ketika kecil. Saat saya curhat nilai saya nggak bagus, ibu saya selalu menjawab sambil tertawa, "kalau nanti mati, ijazahmu dibawa ke kubur? Enggak kan? Yowis, tenang aja!" begitu hibur Beliau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H