Mohon tunggu...
Sisi Annisa Kulsum
Sisi Annisa Kulsum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa prodi Akuntansi S1 UHAMKA

Nama: Sisi Annisa Kulsum Mahasiswa Akuntansi S1 UHAMKA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Digitalisasi: Tantangan dan Peluang Ekonomi Digital di Era Indonesia Emas

4 Oktober 2024   15:42 Diperbarui: 4 Oktober 2024   16:12 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Digitalisasi telah muncul sebagai pilar fundamental dalam pengembangan ekonomi global, termasuk Indonesia. Di tengah ambisi Indonesia untuk mencapai Indonesia Emas 2045, di mana negara ini bertujuan untuk menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia, transformasi digital telah menjadi sangat penting. Artikel ini akan membahas tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia dalam mengoptimalkan ekonomi digitalnya.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh Indonesia adalah ketidakmerataan infrastruktur digital. Meskipun kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya memiliki akses internet yang baik, banyak daerah terpencil masih mengalami kesulitan dalam mengakses teknologi ini. Berdasarkan laporan dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sekitar 30% dari populasi Indonesia belum mendapatkan akses internet yang memadai (APJII, 2022). Hal ini berpotensi menghambat perkembangan ekonomi digital, khususnya di sektor usaha kecil dan menengah (UKM).

Selain masalah infrastruktur, keterampilan digital juga merupakan isu yang signifikan. Banyak tenaga kerja di Indonesia masih kurang terampil dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hanya sekitar 20% pekerja di Indonesia yang memiliki keterampilan digital yang memadai (BPS, 2023). Keterbatasan ini dapat menghalangi adopsi teknologi dalam sektor bisnis dan industri, yang pada akhirnya berdampak pada daya saing nasional.

Keamanan siber merupakan tantangan yang tidak dapat diabaikan. Seiring dengan meningkatnya aktivitas digital, risiko serangan siber juga semakin meningkat. Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat serangan siber yang tinggi, di mana laporan dari Cybersecurity & Infrastructure Security Agency (CISA) mencatat adanya peningkatan serangan sebesar 50% dalam beberapa tahun terakhir (CISA, 2023). Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk memperkuat sistem keamanan siber demi melindungi data dan privasi pengguna.

Regulasi yang tidak jelas atau kurang memadai dapat menjadi penghambat bagi pertumbuhan ekonomi digital. Meskipun pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung transformasi digital, banyak pelaku usaha yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mematuhi regulasi tersebut. Hal ini dapat mengurangi minat investor dan memperlambat inovasi di sektor digital.

Di sisi lain, digitalisasi memberikan peluang besar, terutama dalam sektor e-commerce. Selama pandemi COVID-19, terjadi lonjakan signifikan dalam transaksi online. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2022, nilai transaksi e-commerce di Indonesia diperkirakan mencapai USD 53 miliar pada tahun 2023, mengalami peningkatan yang pesat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (Google, Temasek, & Bain & Company, 2022). Ini menunjukkan adanya potensi besar bagi pelaku bisnis untuk meraih keuntungan melalui platform digital.

UKM dapat memanfaatkan digitalisasi untuk memperluas akses pasar mereka. Dengan menggunakan platform digital, UKM memiliki kesempatan untuk menjangkau pelanggan di seluruh Indonesia, bahkan hingga ke pasar internasional. Oleh karena itu, program-program pemerintah yang mendukung digitalisasi UKM, seperti pelatihan dan bantuan teknologi, perlu diperluas agar lebih banyak pelaku usaha kecil dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital.

Inovasi teknologi, termasuk penerapan kecerdasan buatan (AI) dan analitik data, memberikan peluang untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Perusahaan yang mampu beradaptasi dengan teknologi terkini akan memperoleh keunggulan kompetitif. Sebuah laporan dari McKinsey menyebutkan bahwa penerapan AI di Indonesia dapat berkontribusi pada peningkatan PDB negara hingga USD 120 miliar pada tahun 2030 (McKinsey, 2022).

Pendidikan dan pelatihan merupakan elemen krusial dalam mempersiapkan tenaga kerja dengan keterampilan yang diperlukan di era digital. Investasi dalam pendidikan STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) harus ditingkatkan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan di dunia kerja di masa depan. Kerja sama antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta dalam menyediakan program pelatihan yang relevan juga sangat dibutuhkan.

Untuk memaksimalkan potensi ekonomi digital, kolaborasi antar sektor menjadi hal yang sangat penting. Sektor publik dan swasta perlu bersinergi untuk menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan investasi. Contohnya, inisiatif seperti Smart City di berbagai kota besar di Indonesia menunjukkan bagaimana kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan teknologi dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.

Transformasi digital memiliki peranan yang krusial tidak hanya dalam sektor swasta, tetapi juga dalam sektor publik. Pemerintah perlu beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi layanan kepada masyarakat. Proses digitalisasi dalam administrasi publik dapat membantu mengurangi birokrasi, mempercepat pelayanan, dan meningkatkan tingkat transparansi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun