Keterampilan—dan waktu luang—di tingkat keluarga perlu ditingkatkan. Meluangkan waktu yang cukup dari kegiatan keseharian diperlukan agar para anggota keluarga dapat lagi mengolah bahan pangan lokal seperti para pendahulu.
Keragaman wujud makanan perlu ditingkatkan. Tampilan baru, bukan konvensional seperti makanan tradisional selama ini. Maka inovasi diperlukan. Pemerintah dengan lembaga dan proyek seperti Kelompok Wanita Tani (KWT) dapat mengambil peran untuk meningkatkan kemampuan inovasi di kalangan ibu-ibu. Para ahli masak, chef, yang sering terlihat mondar-mandir di layar televisi dapat dikerahkan untuk keperluan ini, semoga mereka bersedia. Mereka dapat membina para pengolah makanan domestik agar dapat berkreasi menghasilkan makanan yang lebih beragam baik dalam jenis maupun tampilan.
Mobilitas vertikal, atau emansipasi, makanan lokal dapat diusahakan melalui berbagai cara pencitraan. Menggandeng pejabat atau artis dapat dilakukan untuk menampilkan citra makanan lokal yang tinggi. Sorotan televisi atas pangan lokal yang terhidang di meja Pak Jokowi, misalnya, akan membantu meningkatkan citra jenis makanan ini.
Komitmen
Langkah yang lebih sederhana selain menyajikan pada lebaran nanti, adalah memilih hidangan lokal jika ada pada meja tetangga yang kita kunjungi. Keberpihakan kita akan diuji.
Salam!
Bacaan
Istiyatminingsih, F. 2015. “Memupuk Ketahanan Dengan Pangan Lokal.” Kompas, June 10. http://print.kompas.com/.
“Menteri Haramkan Makanan Impor Di Acara Pemerintah.” 2015. Accessed July 5. http://nasional.tempo.co/read/news/2014/11/23/173623789/menteri-haramkan-makanan-impor-di-acara-pemerintah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H