Duhai kekasih
Mengapa harus pergi
Tinggalkan cinta ini
Menjadi layu dan kering
Jiwaku menangis dan berteriakÂ
Melolong seperti serigala kelaparan
Hingga akhirnya jatuh terkapar
Sayup kudengar hela nafasmu
Menghilang di pekatnya malam
Gelisah menggelayuti kalbu
Mencekik jiwa ini hingga mati
Entah apa yang terjadi
Raga ini tak lagi berdaya
Hingga akhirnya menutup mata
Adakah Engkau mengerti
Wahai Tuan pemilik semesta
Aku ini tlah mati dan hilang
Tubuh ini kosong tanpa nyawa
Ia tlah pergi menuju surga
Mencari cintanya yang hilang
Tak peduli ruang dan waktu
Wahai sang pujaan hati
Dimanakah engkau sembunyi
Tlah kutinggalkan bumiÂ
Dan kutanggalkan raga ini
Lihatlah, rindu yang tak bertepi
Tlah membunuhku dengan sadis
Dan membawaku kemari
Kucari disetiap sudut surgaloka
Bahkan bayangmu tak kutemukan
Kuterduduk di tepian cakrawala
Memikirkan rindu untukmu
Kupandangi kaki langit
Dan kulihat kau disana
Sedang menatap langit biruÂ
Kau meratapÂ
Melambaikan asa dengan air mata
Dan aku tersungkur dalam kehancuran
Berharap dapat kembali pulang
Pada tubuh fana yang tlah hilang
Ahh Tuan, mengapa Kau begitu kejam
Mempermainkan takdir cinta tanpa jeda
(Jakarta,9 April 2022)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI