Mohon tunggu...
Sisca Kaka
Sisca Kaka Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang karyawati dan ibu rumah tangga yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kegalauan Seorang Ibu Ketika Anak UTS

17 September 2012   09:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:20 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

**Jumat malam.**

" Malam ini kamu boleh gak belajar, le. Tapi besok, kamu harus mulai nyicil belajar. Ingat, hari Senin sudah mulai UTS."

"Ok, ma. Aku mainan sama adik, ya?"

"He eh. "

**Sabtu pagi.**

"Ayo, leeeee.........!!! Dari tadi, mama liat, kamu kok main terus, gak pegang buku sama sekali. Awas, ya kalo sampai remidi. Pokoke kalo sampai remidi, liburan gak kemana-mana.Tidak ke rumah uti!"

"Iya iya maaa.... Sik, ta. Nanti sore aja belajarnya, ini lo adik gak ada temannya."

"Yo, wis. Nanti sore loh, ya. Kalo gak mau belajar, mama bilangin papa."

**Sabtu sore **

"Jam berapa kamu mulai belajar. Ini sudah jam 4. "

"Sik, ta, ma. Aku bantu mama dulu cuci piring, terus mandi, baru belajar."

.............

"Belajar apa, ma?"

"Kamu Senin, UTS agama dan Bahasa Indonesia, ya? Sekarang nyicil belajar PKn dulu aja, ya... karena bahannya banyak. Mana buku PKn mu? Mama carikan soal."

Si anak menyodorkan buku PKnnya, "Ini, ma."

"Kerjakan ini ya, yang mama lingkari. Baca soalnya, kerjakan lalu hafalkan, nanti mama bedheki (tanya secara lesan)."

Tiba-tiba si adik yang masih berusia 4 tahun, berusaha mencari perhatian kakak dan mamanya dengan cara mengambil tempat pensil si kakak. Otomatis, si kakak berupaya merebut kembali barangnya.

"Dik, sini kok, kembalikan tempat pensilku."

"Hu uh.......pinjam bentar, kak." Adik mulai merajuk.

"Dik, jangan ganggu kakak belajar, sini adik belajar sendiri, ayo belajar mewarna ya?"

"Emoh. Gak mau, adik mau sama kakak."

"Hrrrrrgghhhhhhhhh!!! Hayo, ribut lagi, kalo masih ribut taklaporin ke papay. Biar dimarahi. Kak, sana kamu belajar di kamarmu sendiri, cepat kerjakan, gak usah ngurusin adikmu, biar mama yang ngurusin!"

Akhirnya si adik bermain bersama mamanya.

"Ayo, dik, belajar mewarna ya, kan adik mau lomba..... Nih, bukunya dan ini crayonnya, gambar sesuai contoh ya?"

Lagi asyik-asyiknya mewarna sama adik, kakak ternyata sudah selesai mengerjakan soal-soal yang tadi diberikan.

"Sudah selesai, ma."

"Kakak gak boleh sama mama!Huuh....... Aku mau sama mama." Si adik tidak mau mengalah, dan jurus merajuknya kembali dikeluarkan.

"Adik..... gantian ya, nanti kalo kakak sudah selesai, nanti mama sama adik lagi."

"Gak mau! Gak mau!" adik mulai lagi jurusnya.

"Sudah... sudah.....! Jangan ribut. Kak, kamu coba cari soal lagi, lalu kerjakan dan hafalkan. Nanti kalo adikmu sudah tidur, mama bedheki."

Begitulah suasana di rumah menjelang malam. Kebetulan papanya anak-anak ada lembur, jadi belum pulang sampai jam 5 sore.  Kadang-kadang memang emosi, tapi diusahakan jangan sampai melukai perasaan anak-anak. Karena kedua-duanya butuh perhatian orang tuanya.

**Sabtu malam (masih) dirumah**

"Mana, le. Mama bedheki.  "Desa terdiri dari......"

"Gabungan beberapa RW"

"Betul. Desa dipimpin oleh......"

"Kepala Desa"

"Ho oh.  Mengapa kepala desa tidak mendapat gaji?"

"Tanah bengkok."

"Kok gitu sih, jawabannya. Harusnya yang lengkap, kalo pertanyaaannya mengapa, jawabannya ya harus diawali dengan kata KA RE NA. Jadi karena mendapat mendapat tanah bengkok. "

............

** Minggu pagi**

"Le, habis mandi terus sarapan langsung belajar ya.Besok sudah UTS,lo."

"Halah, maaa....... kapan nonton TVnya? Masak gak boleh nonton kartun?"

"Besok lo, kamu sudah UTS. Ingat, tidak ada remidi."

Si papa yang lebih bijak memberi jalan keluar....

"Iya, ma. Kan kasihan anak-anak kalo gak boleh liat TV? Dia kan butuh refresing juga.....Gak, papa le, liat TV sebentar, terus belajar buat besok ya."

"Huu... papa. Pokoke kalo nilainya jelek, jangan salahkan aku loh, ya."

.........

**Minggu siang**

"Ayo, nonton TV sudah, makan sudah. Waktunya membuka buku Bahasa Indonesia."

"Carikan soal, ma. Ini bukunya."

Dengan membolak balik buku........

"Waduh, kok sulit-sulit gini.... ya. Masak anak kelas 4SD sudah disuruh memberi tanggapan akan sebuah kalimat.....?Piye iki...? Coba ini dulu, 4 nomor ya. "

Setelah mengerjakan, si kakak menunjukkan hasilnya pada mamanya.

"Waaahh...... salah semua. Coba nomor 1 ini. "Ibu memberi uang saku Rp 10.000,00 kepada Bima setiap hari." Masak jawabannya.....cuman "baik" gini? Seharusnya gini, le, "Uang saku saku seharusnya tidak dibelikan jajan semua, tapi sebagian ditabung."Gitu."

"Oh, begitu, ya, ma"

Ini hanya satu soal saja, bagaimana kalau beberapa soal? Untuk anak kelas 4 SD, pertanyaan seperti itu cukup sulit menurut saya. Belajar menjadi beban berat bagi anak, jika ia tidak betul-betul menguasai inti persoalan. Apalagi, di saat UTS seperti ini bukan hanya satu mata pelajaran yang harus dipelajari, tapi juga pelajaran yang lain.  Yang penting, anak sudah berusaha belajar dengan giat dan mengerjakan soal sebaik baiknya dan sejujur-jujurnya. Hasilnya terserah Yang Di Atas. Kecerdasan seorang anak tidak hanya diukur dari hasil nilai akademiknya dan dari satu mata pelajaran saja.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun