Hari ke-2 di Labuan Bajo, sekitar jam 10.00 WITA (12 April 2024), kami (saya, Melati dan bunda Sondang) pun dijemput di hotel untuk diturunkan di Pelabuhan Labuan Bajo, dimana kapal Hatira, kapal yang akan menemani kami selama “Sailing Komodo” (12-14 April 2024) ini berlabuh.
Kali ini, kami ikut “open trip”. Total 17 peserta (9 peserta merupakan warga negara asing dan 7 peserta dari Jakarta dan Surabaya). Guide kami adalah mas Tarsi dan mas Angga, dengan bantuan Elly yang sedang magang di sana.
Kami menempati “master room”, yang bisa melihat laut lepas, karena dua sisi dindingnya terbuat dari kaca dengan kamar mandi dalam dan ber-AC.
Selepas berkenalan, kami pun menikmati makan siang kami di kapal. Makan siangnya sederhana, tetapi enak juga. Setelahnya kami beristirahat di kamar. Sorenya kami memulai trip kami dengan bersnorkeling di Manjarite.
Berikut trip kami di Labuan Bajo. Check it out !
PULAU PADAR
Terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pulau Padar merupakan salah satu pulau yang terdapat di Taman Nasional Komodo dan merupakan pulau terbesar ketiga di Taman Nasional Komodo setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca.
Walaupun terletak di Taman Nasional Komodo, tidak terdapat Komodo di Pulau Padar. Dan juga pulaunya tidak berpenghuni.
Pulau Padar merupakan destinasi pertama yang kami datangi di hari ke-2 trip berlayar ini (13 April 2024).
Sesuai info dari mas Tarsi sehari sebelumnya, kami dijadwalkan untuk menikmati matahari terbit di Pulau Padar. Jadi kami disuruh bangun jam 04.30 WITA, sarapan ringan (roti) jam 05.00 WITA dan jam 05.25 akan naik perahu kecil menuju pulau Padar.
Karena bersemangat dan tidak ingin ditungguin, kami bertiga bangun jam 03.00 pagi. Dan sesuai waktu yang telah dijadwalkan sebelumnya, kami pun akhirnya berangkat.
Perjalanan ke Pulau Padar dari tempat kapal berlabuh hanya 5 menit. Hari masih gelap saat perahu kami ditambatkan di dermaga kayu Pulau Padar. Dengan penerangan dari handphone, kami pun mulai mendaki ke puncak bukit Pulau Padar.
Walaupun hari masih gelap, tetapi sudah banyak wisatawan yang melakukan trekking di Pulau Padar ini.
Untuk sampai ke puncak bukit Pulau Padar, terdapat 5 pos. Saya iseng menghitung tangga yang telah saya lewati.
Untuk sampai Pos 1 dari loket pembayaran tiket masuk, kita harus menaiki 113 tangga. Kemudian dilanjutkan dengan menaiki 92 tangga untuk sampai pada Pos 2. Dari Pos 2 ke Pos 3 ada 252 tangga. Saat sampai ke Pos 3, mas Angga menginfokan bahwa di Pos 3 ini, sudah bisa mendapatkan view yang instagramable seperti yang kita lihat di instagram. Jadi kalau sudah capek, cukup sampai Pos 3 saja.
Karena hari masih gelap dan tangga yang di lalui tidak susah, maka kami memutuskan untuk tetap melanjutkan pendakian kami. Setelah melewati 263 tangga akhirnya kami tiba juga di Pos 4.
Saya menghentikan pendakianku setelah sampai di tempat yang ada tulisan “Pos 5”. Ada 84 tangga dan total keseluruhan anak tangga yang sudah kudaki ada 804 tangga. Dari tulisan Pos 5, masih ada beberapa anak tangga lagi untuk lebih ke atas, tetapi tidak saya lanjutkan.
Untuk trekking ke puncak bukit Pulau Padar, jalur trekkingnya tidak susah. Tetapi saat mendekati puncaknya, pendakiannya sedikit menantang, melewati bongkahan-bongkahan batu yang tidak beraturan. Perlu hati-hati. Tetapi menurutku masih “aman” untuk semua usia. Hanya perlu diingat, diperlukan stamina yang prima untuk mendakinya.
Saat sampai di Pos 5, sudah banyak wisatawan yang duduk untuk menanti terbitnya mentari pagi. Kami pun mencari posisi yang menurut kami strategis untuk menyambut kehadiran sang surya.
Tak berselang lama, lembayung sutra di ufuk mulai bercahaya. Puluhan kapal di lautan menambah keelokan panorama Pulau Padar. Kuedarkan pandanganku ke sekeliling. Terlihat beragam handphone dan kamera wisatawan sedang mengabadikan keindahan moment tersebut.
Rasa lelah dan capek saat menaiki 804 tangga tersebut sirna seketika menyaksikan keindahan panorama yang terpampang di depan mata. Birunya laut berpadu sempurna dengan hijaunya gugusan bukit di pulau sekitarnya. Putihnya awan dan birunya langit menambah kesempurnaan panorama alam tersebut. Sungguh sangat memanjakan mata. Perfect!
Trekking sekitar 30 menit tersebut memberiku pelajaran bahwa tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan. Untuk melihat keindahan panorama alam yang instagramable tersebut, perlu perjuangan yang tidak “kaleng-kaleng” 😉
Oya, tidak terlihat tempat penjualan makanan dan minuman di Pulau Padar ini. Jadi bawalah makanan dan minuman bila ingin berlama-lama di Pulau Padar. Tapi perlu diingat, sampahnya jangan di tinggalkan. Bawalah balik untuk nantinya di buang ke tempat sampah.
TAKA MAKASSAR
Merupakan sebuah pulau kecil yang lokasinya berada di timur laut Pulau Komodo dan dekat dengan Manta Point, spot snorkeling bersama ikan pari (Manta).
Nama Taka Makassar ini berasal dari Taka yang berarti dangkal dan Makassar merujuk pada orang Bugis yang pertama kali menemukan pulau tersebut.
Pulau kecil ini hilang timbul sesuai dengan pasang surutnya air laut. Saat air surut, pulau ini muncul berupa hamparan pasir putih yang dikelilingin laut biru. Bentuknya seperti bulan sabit. Saat air pasang, pulau ini pun menghilang.
Taka Makassar ini layaknya pasir timbul di Raja Ampat, Papua, yang merupakan pulau kecil di tengah lautan, yang akan ada saat laut sedang surut, dan akan menghilang saat laut pasang.
Taka Makassar ini merupakan spot yang bagus jika diabadikan dengan drone. Dan tentunya rombongan kami pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Sangat instagramable!
Serpong, May day 2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI