Kesejukan, keindahan dan kebersihan dapat kita rasakan saat berada di Desa Penglipuran. Dinobatkan sebagai salah satu desa terbersih di Bali dan ketiga di Dunia, setelah Desa Mawlynnong di India dan Desa Giethoorn di Belanda.
Desa Penglipuran dijadikan sebagai desa wisata pada tahun 1993. Desa ini memberlakukan aturan adat yang ketat untuk menjaga kelestarian desa, seperti larangan menggunakan kendaraan bermotor supaya kualitas udara tetap bersih.
Saat berada di sini, saya terkagum dan takjub dengan deretan arsitektur bangunan yang serupa dan tersusun rapi dari ujung yang satu ke ujung lainnya. Perasaan damai langsung terasa sampai ke relung hati.
Saat menyusuri Desa Penglipuran ini, saya melihat bahwa mayoritas rumah di sini menjual pakaian, sarung, makanan, minuman, buah dan oleh-oleh dari Bali. Kita juga bisa menyewa pakaian adat Bali di sini untuk berfoto di Desa Penglipuran ini.
Bahkan saya bisa menikmati buah favoritku, Durian, di sini. Walaupun saat itu perut sudah penuh, tetapi godaan dari buah tersebut tidak mampu membendung keinginanku untuk mencicipinya 😊
Menurutku salah satu sisi positif dari dijadikannya Desa Penglipuran menjadi desa wisata adalah terangkatnya ekonomi masyarakat di sini.
Adanya kunjungan wisatawan, baik luar maupun lokal, akan menambah pendapatan masyarakat di sana. Pengangguran akan teratasi, kemiskinan akan berkurang, kesejahteraan masyarakat di sana akan terangkat.
Kelestarian alam, lingkungan dan sumber daya akan terjaga. Desa wisata ini akan memajukan kebudayaan kita.
Jadi sempatkan mampir ke sini bila ke Bali. Dari Bali Glass Bridge, kita bisa mampir ke Desa Penglipuran dan setelahnya mampir ke Kintamani. Makan siang bisa ke Babi Guling Pande Egi atau Nasi Ayam Satu Jiwa yang tempatnya bersebelahan. Serute., jadi bisa jadi one day tour…tidak padat dan menyenangkan.