Dalam rangka merayakan hari ulang tahunnya yang ke – 30, Adira Finance menggelar Festival Pasar Rakyat 2020 yang dimulai dari bulan November sampai dengan Desember 2020, bekerjasama dengan Gerakan Pakai Masker (GPM) & Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo).
Mengangkat tema “Keberagaman di Pasar Rakyat #BangkitBersamaSahabat”, Festival Pasar Rakyat 2020 mengusung program untuk mengedukasi para pedagang mengenai pentingnya menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di lingkungan pasar rakyat dengan cara membagikan 50.000 masker yang akan dibagikan pada 30 lokasi pasar rakyat yang tersebar di 6 kota di Indonesia (Jakarta, Tangerang Selatan, Cirebon, Yogyakarta, Aceh & Makasar) serta melakukan pelatihan & pendampingan terkait program digitalisasi di pasar rakyat.
Festival Pasar Rakyat adalah sebuah gerakan sosial Adira Finance melalui kegiatan pemberdayaan, sosialisasi, kesenian dan budaya untuk mendorong pasar rakyat di Indonesia menjadi ruang publik yang kreatif.
Siapa yang tidak pernah ke pasar rakyat? Saya yakin tidak ada dari kita yang tidak pernah ke pasar rakyat walaupun mungkin hanya sesekali.
Pasar tradisional, yang sering kali disebut pasar rakyat adalah tempat berkumpulnya beragam penjual dan pembeli dengan beragam etnis yang berbeda. Barang yang dijual di pasar rakyat tersebut juga beragam. Dari bahan kebutuhan pokok, pangan maupun sandang. Beraneka jajanan tempo dulu juga bisa ditemukan di pasar rakyat.
Terdapat banyak keunikan di dalam tiap pasar yang ada di Indonesia, semuanya itu tidak lepas dari tradisi dan budaya setempat. Ada pasar malam, pasar hewan, pasar sayur, pasar apung, pasar Senen, dan lain sebagainya.
Pasar rakyat menjadi simbol kehidupan dan peradaban masyarakat Indonesia. Seringkali kita akan dibuat tersenyum oleh celotehan dari penjual yang ada di pasar rakyat. Senyuman yang hadir atas celotehan dari penjual tersebut merupakan bagian dari sebuah peradaban.
Dikutip dari liputan6.com, menurut Direktur SDM & Marketing Adira Finance, Swandajani Gunadi, pasar rakyat memiliki posisi yang strategis di masyarakat, yaitu sebagai tonggak perekonomian bagi pedagang sekaligus sarana pengembangan ekonomi kerakyatan kreatif, edukatif, dan berbudaya.
Pasar rakyat juga merupakan karakter dari sebuah kota & dapat dijadikan sebagai tempat wisata yang unik. Seperti waktu kami ikut tour ke Hokkaido, kami dibawa ke pasar pagi Hakodate, pasar lokal di sana. Kita bisa melihat masyarakat lokal menjual seafood lokal seperti Hokkaido King Crab, Oyster dan aneka Sashimi.
Di awal pandemi, omset usaha pasar rakyat sempat mengalami penurunan, karena banyak pembeli yang menghindar untuk berbelanja ke pasar untuk menghindari resiko terinfeksi virus covid-19.
Tidak usah jauh-jauh. Saya sendiri sejak pandemi tidak pernah berbelanja secara langsung ke pasar lagi. Semua kebutuhan saya beli secara online. Saya juga memiliki beberapa nomor telepon dari pedagang di pasar yang akan mengantarkan belanjaan yang dipesan lewat whattsaap.
Di era digital ini mungkin sudah saatnya menerapkan program digitalisasi pasar rakyat. Walaupun berbelanja secara tatap muka lebih menarik karena kita bisa melihat dan memilih secara langsung produk yang akan kita beli, tetapi tidak bisa dipungkiri sudah saatnya mengikuti perkembangan zaman.
Supaya pasar rakyat yang merupakan etalase kekayaan sebuah daerah itu tidak punah, maka selayaknya program digitalisasi pasar rakyat diterapkan.
Siapa sekarang yang tidak mempunyai handphone? Saya rasa sudah tidak ada yang tidak memilikinya sekarang ini. Handphone sudah bukan merupakan barang mahal lagi. Handphone sudah menjadi kebutuhan sekarang.
Dengan direalisasikannya program digitalisasi pasar rakyat, seandainya ada pandemi, tidak perlu takut dengan adanya penurunan omset usaha lagi, karena pesanan sudah bisa dilakukan secara online. Tinggal pilih barang yang kita butuhkan di handphone, barang sudah diantar ke rumah. Praktis dan tidak memerlukan waktu yang lama.
Adanya program digitalisasi pasar rakyat juga akan meminimalkan penurunan omset usaha pasar rakyat yang tergerus akibat kalah bersaing dengan platform dagang elektronik.
Kebijakan program digitalisasi pasar rakyat ini harus secepatnya dilakukan karena perkembangan bisnis perdagangan daring yang tumbuh pesat di Indonesia.
Melihat perilaku generasi sekarang yang maunya serba praktis, kemungkinan proses transaksi konvensional akan mulai ditinggalkan. Apabila itu terjadi tentu akan sangat merugikan pedagang di pasar rakyat dan tentunya pekerja yang ada di sana juga.
Jadi mengingat betapa pentingnya pasar rakyat tersebut bagi suatu daerah, maka sudah saatnya kita sebagai warga untuk ikut melestarikannya. #BangkitBersamaSahabat.
Serpong, 29 Desember 2020
Salam,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H