Mohon tunggu...
Rosmani Huang
Rosmani Huang Mohon Tunggu... Karyawan swasta - Karyawan Swasta

Enjoy this life with positive thinking

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Keindahan Air Terjun Tanggedu dan Bukit Wairinding di Sumba Timur

18 Mei 2019   06:30 Diperbarui: 8 Juli 2020   10:11 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Padang Sabana dalam perjalanan ke Air Terjun Tanggedu (dok pribadi)

Tanggal 03 Mei 2019 merupakan hari ke-3 kami di Sumba. Rencananya hari ini kami akan mengexplore keindahan 3 tempat wisata yang ada di sana:

- Air Terjun Tanggedu

- Savana Puru Kambera

- Bukit Wairinding

AIR TERJUN TANGGEDU & SAVANA PURU KAMBERA

Sekitar jam 08.00, selepas sarapan pagi di Hotel Tanto, kami pun melanjutkan trip kami untuk menuju Air Terjun Tanggedu.

Air Terjun Tanggedu adalah sebuah air terjun yang terletak di Desa Tanggedu, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Air terjun ini dikenal sebagai "Grand Canyon" dari Sumba Timur. (Wikipedia)

Air Terjun Tanggedu merupakan salah satu tempat yang dipakai untuk shooting film SUSAH SINYAL karya Ernest Prakarsa.

Perjalanan dari Hotel Tanto ke Air Terjun Tanggedu ditempuh selama kurang lebih 2 jam. Sekitar 1 jam perjalanan akses jalan menuju ke Air Terjun Tanggedu sudah mulus dan beraspal, tetapi selang 1 jam ke depan jalannya rusak. Menurut pak Patris, karena jalan yang rusak inilah, maka perjalanannya bisa lama. Apalagi perjalanan ke sana itu naik turun bukit.

Jalanan rusak yang menuju Air Terjun Tanggedu (dok pribadi)
Jalanan rusak yang menuju Air Terjun Tanggedu (dok pribadi)

Semoga mendapat perhatian dari pemerintah terkait sehingga semakin memudahkan perjalanan dan mempersingkat waktu untuk berkunjung di sana.

Kita akan melewati Savana Puru Kambera yang indah  pada saat menuju Air Terjun Tanggedu. Panorama alam sepanjang Savana Puru Kambera itu begitu memukau. 

Hamparan rumput yang kuning kecoklatan bak permadani, dipadu dengan langit biru dan laut biru nun jauh di sana merupakan obyek yang sayang untuk tidak diabadikan. Bahkan ilalang yang tumbuh di sana bisa menjadi obyek yang menghasilkan foto yang sangat indah, sangat instagramable.

Pemandangan Savana Puru Kambera yang difoto dari atas (dok pribadi)
Pemandangan Savana Puru Kambera yang difoto dari atas (dok pribadi)

Pemandangan Savana Puru Kambera (dok pribadi)
Pemandangan Savana Puru Kambera (dok pribadi)

Dokpri
Dokpri

Kita juga bisa menikmati keindahan Bukit Mondu yang menakjubkan. Sejauh mata memandang kita disuguhkan pemandangan yang menyegarkan mata. Tidak henti-hentinya terperangah dengan keindahan alam yang menakjubkan tersebut. Menurut saya, keindahan alam Sumba tidak kalah dengan New Zealand.

Setelah 2 jam-an perjalanan akhirnya kita sampai di parkiran mobil dimana terdapat rumah-rumah penduduk. Dari tempat parkiran mobil ini kita harus trekking selama 1jam-an untuk sampai di Air Terjun Tanggedu.

Perjalanan ke Air Terjun Tanggedu ini sangat "berat". Kita harus melewati jalan berbatu yang sempit, terjal dan licin. Jadi sebaiknya memakai "sandal gunung" untuk memudahkan perjalanan.

Setelah melewati jalanan yang "berat" tersebut sampailah kita di padang sabana dengan panorama yang sangat mempesona. 

Sejauh mata memandang terlihat bukit dan hamparan rumput yang kuning kehijauan dipadu dengan hijaunya pohon dan ilalang serta langit biru. Keindahan yang membuat kami melupakan sejenak capeknya perjalanan yang barusan kami lakukan.

Pemandangan Padang Sabana dalam perjalanan ke Air Terjun Tanggedu (dok pribadi)
Pemandangan Padang Sabana dalam perjalanan ke Air Terjun Tanggedu (dok pribadi)

Pemandangan di padang Sabana dalam perjalanan ke Air Terjun Tanggedu (dok pribadi)
Pemandangan di padang Sabana dalam perjalanan ke Air Terjun Tanggedu (dok pribadi)

Di tengah padang Sabana berdiri sebuah rumah penduduk yang akhirnya kami pergunakan untuk melepas lelah sebentar pada saat balik dari Air Terjun Tanggedu.

Berjalanlah terus di padang Sabana tersebut sampai akhirnya kita melihat Plang yang bertuliskan "Air Terjun Tanggedu". Tapi eit....nanti dulu...jangan bersenang hati ya, karena itu bukan berarti perjalanan kita sudah selesai dan kita sudah sampai di air terjun Tanggedu😂

Berpose di plang-dokpri
Berpose di plang-dokpri

Dari plang yang bertuliskan "Air Terjun Tanggedu" kita masih harus berjalan beberapa saat lamanya dan kemudian menuruni jalanan berbatu yang terjal, sempit dan licin lagi. Berhati-hatilah melangkah.

Menurut saya medannya memang berat. Tetapi kalau dibandingkan dengan pendakian Wayag nya Raja Ampat, ini lebih enteng sedikit. Tetapi pernyataanku segera disanggah oleh temanku Vanessa & Indri. Menurut mereka medan ke Air Terjun Tanggedu lebih berat dibandingkan pendakian ke Wayag.

Medan yang sudah berat ini masih ditambah dengan teriknya matahari. Bisa dibayangkan seperti apa kami semua yang pasti terengah-engah karena di Jakarta saja tidak pernah berolah raga. Tetapi begitu sampai di Air Terjun Tanggedu, segala kecapekan yang kami rasakan sirna sudah.

Dihadapan kita terpampang panorama alam yang indah memukau. Kita dibuat takjub. Air Terjun Tanggedu ini dihiasi oleh formasi bebatuan yang begitu unik, alami dan indah. Dengan tebing-tebing batu yang tersusun sedemikian rupa. Sangat asri...pakai banget!

Suara gemericik air yang jatuh ke bawah dengan pemandangan perbukitan dan pohon yang tumbuh di sekitarnya, terasa menyegarkan dan membuat adem. Gabungan antara udara yang sangat bersih dan pemandangan yang menyegarkan mata membuat kita melupakan kepenatan yang ada. Suasana yang sunyi, jauh dari kebisingan kota, membuat kita betah untuk berlama-lama di sana.

Biarlah gambar yang berbicara untuk mendiskripsikan keindahan Air Terjun Tanggedu ini. Keasrian dan keindahan Air Terjun Tanggedu ini membuat kita menyadari betapa besar keagunganNya.

Dok pribadi
Dok pribadi

Dok pribadi
Dok pribadi

Dok pribadi
Dok pribadi

Selepas mengambil foto di daerah ini, jangan lupa naik ke atas lagi untuk berenang atau berleha-leha di tempat teduh sambil minum kelapa muda. Ternyata ada penjual kelapa muda di sini, Rp 20.000,-/biji.

Airnya bening, berwarna kehijauan serta dingin. Air disini mengandung kapur. Batunya sangat licin. Jadi berhati-hatilah melangkah.

Dok pribadi
Dok pribadi

Dok pribadi
Dok pribadi
Ada tempat ganti baju darurat di sini. Tapi jujur tidak saya sarankan, karena atapnya tidak tertutup sehingga apabila ada yang pakai "drone" kemungkinan ke foto besar sekali

Kalau memang mau berenang, sebaiknya sebelum trekking sudah memakai baju renang, jadi saat tiba di sana tinggal melepas kaosnya. Jadi tidak perlu ganti di tempat ganti darurat.

Sekedar info, sekiranya ke sana jangan lupa memesan "KOPI" ya. Di tempat parkiran mobil. Menurut temanku, ASAN, kopinya uenakkk banget. Katanya seumur hidupnya, kopi ini adalah kopi terenak yang dia minum.

Dia mengatakan itu besoknya setelah di hotel sehingga saya juga tidak sempat menjajalnya. Sebenarnya kami tidak memesan kopi. Yang kami pesan adalah  12 biji kelapa muda, tetapi ibunya salah dengar, maka dibuatkanlah kopi. Akhirnya 7 gelas kopi yang sudah dibuat, dibayarin teman kami, Wibendi.

BUKIT WAIRINDING

Bukti Wairinding terletak di Pambotanjara, Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Pada saat perjalanan dari Sumba Barat Daya ke Sumba Timur, kami sudah melewati Bukit Wairinding. Hanya saat itu hari sudah gelap, jadi kami tidak mampir. Letaknya tidak terlalu jauh dari jalan raya.

Ada sebuah warung di sebelah kanan jalan raya dari arah Waingapu. Dari warung itu kita berjalan kurang lebih 500m. Mobil bisa di parkir di sekitar warung. Terdapat toilet di seberang warung. Untuk pemakaian toilet kita harus membayar Rp 5.000,-.

Bukit Wairinding  merupakan lokasi shooting Pendekar Tongkat Emas yang disutradari oleh Mira Lesmana.

Pada saat tiba di sana, cuaca lagi mendung, padahal niatnya untuk melihat sunset di Bukit Wairinding. Landscape Bukit Wairinding kurang lebih sama dengan Bukit Lendongara yang ada di Sumba Barat Daya.

Gundukan tanah yang diselimuti rumput hijau dengan lekukannya yang indah membuat mata kita tidak berkedip memandangnya. Karena keindahannya maka tidak heran kalau Bukit Wairinding sering dijadikan obyek untuk melakukan foto pre wedding. Saat kami tiba di sana, ada pasangan yang sedang foto pre wedding di sana juga.

Dok pribadi
Dok pribadi

Dok pribadi
Dok pribadi

Berbahagialah kita lahir di Indonesia dengan keindahan alam & kekayaan budaya dari Sabang sampai Merauke. Keindahan alam Sumba sungguh mengundang decak kagum. Maka sudah sepantasnya kami mengucap syukur karena dikasih kesempatan untuk menikmati pesona keindahan ciptaanNya di tanah Sumba.

Kami sudah ke Sumba....kapan giliran kalian?   Selamat pagi rekan kompasianer. Have a nice weekend!

Jakarta, 18 Mei 2019

Salam,

Sisca Dewi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun